Senin, 30 November 2009

Sahabat Luar Biasa


Sahabatku ini begitu luar biasa!

Alhamdulillah...

Sahabatku ini tidak pernah mendengki kepadaku.

Ia yang turut gembira kala aku bahagia.

Ia yang selalu membalas senyumanku dengan senyuman termanis.

Dan aku yakin sahabatku ini selalu menginginkan yang terbaik bagiku.

Masyaallah...

Ia bukanlah sahabat yang ada hanya dikala aku berjaya!

Ia adalah sahabat yang setia bahkan dimasa-masa tersulit dalam hidupku.

Begitu sabarnya sahabatku mendengarkan curahan hatiku.

Omelan-omelan remeh.

Keluhan-kesah ketidak-ikhlasan.

Jeritan-jeritan hatiku yang lemah.

Dengan lembut sahabatku menyeka tetesan air mataku.

Dan oh..

kuingat betapa hangat hatiku dalam pelukan sahabatku.

Bahkan di waktu aku berkubang dosa, sahabatku setia mendampingiku.

“dan nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?”

Tiap kali aku terjatuh, sahabatku ini mengulurkan tangannya, menarik aku dengan perlahan dari keterpurukan.

Tiap kali aku lalai, sahabatku ini mengingatkanku.

Tiap kali aku berpaling, sahabatku ini tetap sabar menantiku.

Padahal...

Entah berapa puluh, ratus, ribu kali aku berpaling dan menjauh dari sahabatku.

Aku asik mengurusi hal-hal lain sehingga melupakan sahabatku.

Dan...

Astaghfirullah...

Tidak terbilang berapa kali aku melukai hati sahabatku.

Aku berprasangka buruk,

Aku acuh,

Aku sombong,

Aku lalai memenuhi kewajibanku.

Akan tetapi...

Sahabatku ini tetap saja sabar menghadapiku.

Sahabatku...

Kepada Engkau-lah kini aku akan selalu mengadu.

Jangan bosan ya!

Engkau tahu kan...

Betapa lemah hati ini.

Engkau tahu kan...

Betapa ringkih jasad ini.

Engkau tahu kan...

Ya! Engkau pasti tahu!

Karena Engkau-lah Yang Maha Mengetahui.

Ya Allah...

Rabb yang kucinta dan kurindukan...

Maafkan aku yang telah banyak berharap pada makhluk-Mu.

Padahal Engkau-lah yang membuat aku kuat.

Padahal Engkau-lah sebaik-baik pemberi pertolongan.

Ya Allah...Ya Rabbi...

Jangan Engkau biarkan hati ini kembali berpaling kepada selain-Mu.

By : Ukhty Nurdiansari

Yaa begitulah jerit hati sabahatku...
Ia tulis itu untukku dan untuk sahabatnya yang lain...
Tak terasa rintik-rintik air bening hadir di pelupuk mata...
Sungguh, aku mencintaimu karenaNya
~sahira~

Read More......

Senin, 23 November 2009

Tak Semua Bisa


"Tak semua BUNGA melambangkan CINTA tapi MAWAR bisa...
Tak semua BURUNG melambangkan KEDAMAIAN tapi MERPATI bisa...
Tak semua TANAMAN bisa bertahan tanpa AIR tapi KAKTUS bisa...
Tak semua SAHABAT bisa bertahan tapi ENGKAU bisa..."
(pesan singkat dari saudariku di kota Bontang)

Saat membaca pesan itu, pikiranku melayang ke saat-saat bersamanya
Saat kita bersama belajar menjadi baik
Saat kita bersama mengejar amalan orang-orang baik
Saat kita bersama belajar mengajarkan orang lain untuk menjadi baik
Saat ini aku merasakan betapa kebersamaan itu mahal harganya.

Sungguh perpisahan ini tidak pernah indah untuk kurasa
Sungguh jika aku bisa memilih, aku ingin kita selalu bersama

Ukhty, kini kita terpisah jarak dan waktu
Ingatlah tekad yang pernah kita azzamkan di dada
Ingatlah da'wah dimanapun kita berada...
Doaku selalu yang terbaik untukmu saudariku...

Ukhty, teman hanya akan menyapa dengan kata...
Sahabat akan menyapa dengan rasa...
Tapi ukhuwah akan menyapa dengan cinta...
Karena kau saudariku, maka kusapa engkau dengan cinta...
Uhibbukifillah....

Ukhty, saat tak semua bisa
Yakin dan berusahalah menjadi satu diantara yang bisa
~sahira~

Read More......

Minggu, 22 November 2009

HAMASAH...!!!


Teringat kembali aku akan nasehat Syaikhut Tarbiyah, Ust. Rahmat Abdullah, tentang da'wah…

Memang seperti itu da'wah. Da'wah adalah cinta. Dan cinta akan meminta semuanya dari dirimu. Sampai pikiranmu. Sampai perhatianmu. Berjalan, duduk, dan tidurmu.

Bahkan di tengah lelapmu, isi mimpimu pun tentang da'wah. Tentang umat yang kau cintai.

Lagi-lagi memang seperti itu. Da'wah. Menyedot saripati energimu. Sampai tulang belulangmu. Sampai daging terakhir yang menempel di tubuh rentamu. Tubuh yang luluh lantak diseret-seret. Tubuh yang hancur lebur dipaksa berlari.

Maka satu lagi seorang pejuang tubuhnya luluh lantak. Jasadnya dikoyak beban da'wah. Tapi iman di hatinya memancarkan cinta… Mengajak kita untuk terus berlari…

“Teruslah bergerak, hingga kelelahan itu lelah mengikutimu.
Teruslah berlari, hingga kebosanan itu bosan mengejarmu.
Teruslah berjalan, hingga keletihan itu letih bersamamu.
Teruslah bertahan, hingga kefuturan itu futur menyertaimu.
Tetaplah berjaga, hingga kelesuan itu lesu menemanimu.”

(alm. Ust Rahmat Abdullah)

Kalau iman dan syetan terus bertempur.
Pada akhirnya salah satunya harus mengalah.

In memoriam Ust. Rahmat Abdullah

Ikhwah fillah di bumi Allah...
Wahai yang berada di jalan da’wah...
Lelah bukan berarti kalah...
Walau kalah itu melelahkan...
Jangan kalah dengan lelah...
Allah memberi masalah agar kita terus bermujahadah...
HAMASAH !!!

~sahira~

Read More......

Jumat, 20 November 2009

Renovasi Ruang Hati


Merenovasi ruang-ruang hati...
Berharap renovasi itu bisa membuat ruang hati menjadi lebih nyaman...
Yaaa nyaman digunakan untuk mengeja cintaMu...

Ya Rabb, betapa hamba ini kurang ilmu...
Hingga sekarang hanya mampu mengeja cintaMu...
Hamba bukan siapa-siapa dan bukan apa-apa...

Hanya seonggok daging yang ditiupkan ruh olehMu...
Semoga lisan hina ini terus mengalirkan madu dzikir...
Semoga lisan hina ini terus mengalirkan wangi syukur atas RahmatMu...Amin

HambaMu yang dhoif
~sahira~

Read More......

Aku Bisa Bangkit


Alhamdulillah...
Aku masih bisa bangkit meneruskan perjalanan...
Meski aku tahu, kini aku jauh tertinggal...

Aku belum bisa menjadi yang terbaik...
Tapi aku masih bisa berharap untuk menjadi baik...
Karena aku masih bersama orang-orang baik...
Bahkan mereka ada di depanku, orang-orang terbaik itu...

Ya Rabb, cintai mereka, yang mencintaiku karenaMu...
Untukmu sahabat-sahabat perjuangan...
Uhibbukum Fillah, Lillah...

Saat berdialog dengan diri
~sahira~

Read More......

Wanita Sholehah


Wanita sholehah berpegang teguh dengan Al-Qur'an yang suci
Mengikuti Sunnah Nabinya
Berjalan di kehidupan ini dengan cahaya
Bergerak menghiasi bumi dengan hati nurani

Wanita sholehah tersenyum dalam kesusahan
Melalui do'a mendapat kekuatan
Melalui istighfar menenangkan hati
Melalui sholat yang khusyu mendidik diri

Baginya sabar itu indah
Baginya susah itu tarbiyah

Dia mengharapkan keridhaan Allah
Dia sadar siapa sebenarnya dirinya
Dia sukses meraih syurgaNya
Subhanallah...

Saat belajar menjadi sebaik-baiknya perhiasan dunia
~sahira~

Read More......

Cinta Sang Mujahidah


Mujahidah menghiasi bumi dengan gerak-gerak cinta dan kebaikan...
Cinta itu bergerak dengan sendirinya...

Ia selalu menampakkan diri walau tanpa berucap...
Walau tanpa diperhatikan...

Yaa begitulah gerak-gerak cinta sang mujahidah...
Gerak cinta untuk Rabbnya...

Yang bermujahadah menjadi mujahidah
~sahira~

Read More......

Rabu, 18 November 2009

Ukhuwah


Tiada untaian kata seindah
Kata ukhuwah…
Dalam sebuah jalinan persaudaraan Islam…
Jalinan yang abadi di sisi Allah
Berawal dari sebuah perkenalan…

Semai, tumbuh, mekar
Berbatang serta berdahan
Berhiaskan ranting dan rerimbun dedaunan
Berbuahkan cinta karena Allah

Rasulullah mengajarkan tentang arti kata cinta
Arti kata cinta yang harus diungkapkan
Pada sahabat adalah saudara…
Dengan kata-kata yang indah
Seindah apa yang terpendam dikalbu…

Ya Allah…
Kuatkanlah serta eratkanlah
Agar cinta berbuahkan payung-payung
Perlindungan di hari kiamat
Di hari tiada naungan kecuali denganMu!!
Ya Rabbi…Kunantikan janjiMu..

Tarbiyah, da’wah, dan ukhuwah.
Subhanallah, itulah proses hidup yang indah…
Ya Rabb, aku takut jika tak lagi bersama dakwah.

Aku takut jika tak lagi berada dalam jamaah.
Aku takut jika tak lagi merasakan indahnya ukhuwah.

Saudaraku, maafkan jika selama ini aku banyak salah.
Uhibbukumfillah... ^_^

Saat belajar memaknai ukhuwah
Ditemani alunan lagu brothers “untukmu teman”
~sahira~

Read More......

Adikku


Adikku…Kau bertanya mengapa sedih itu ada???
Yaa itulah cara Allah mengingatkan kita untuk selalu mendekat padaNya
Kesedihan merupakan kata kunci bahwa ada ruang yang tak bisa kita masuki
Untuk mencapai apa yang kita inginkan kecuali dengan bantuan dariNya.

Adikku…Kau bertanya apa itu istiqomah???
Istiqomah adalah semangat di tengah-tengah kelesuan.
Istiqomah adalah optimis di tengah kondisi yang tak menguntungkan.
Istiqomah adalah ketenangan di tengah hiruk pikuk kepanikan.
Istiqomah adalah tegar di tengah terjalnya ujian.
Istiqomah adalah senyuman di tengah kesedihan.
Istiqomah adalah husnudzon kepada Allah atas segala kejadian.
Istiqomah di manapun berada!

Adikku…Kau bertanya mengapa ukhuwah ini kelabu???
Semangat itu tak mesti berwarna merah...
Seperti cinta dan sayang yang tak mesti berwarna pink..
Tapi semua itu tak berarti apa-apa dibandingkan ukhuwah kita yang berjuta warna....
Meski warna-warninya terkadang kelabu...
Tapi apapun warnanya itu tetap cinta...

Adikku…Kau bertanya mengapa harus menjaga hati???
Hati itu panglima, panglima itu berkuasa.
Bisa memerintah apa saja.
Baik dan buruk ditangannya.
Berjaya siapa saja yang bisa menaklukkannya.
Hati juga cermin, cermin mudah retak.
Yang bisa merawatnya, cerminnya memantul indah.
Yang mengabaikannya, cerminnya memburam asa.
Jika sekejap padam dalam hati maka seribu maksiat yang terjadi.
Jika seberkas sinar menerangi hati maka sejuta amal mewujud suci.

Adikku…Kau bertanya mengapa kerja-kerjamu tidak diperhatikan???
Pejuang da'wah itu ibarat angin...
Angin yang meski ia tidak terlihat namun ia selalu dapat dirasakan...
Tetap memberikan kesejukan walaupun setelahnya dilupakan...
Begitulah angin, walau bagaimanapun kondisinya ia akan tetap berhembus...

Adikku…Kau bertanya mengapa ada rasa takut menjadi seorang Murobbiyah???
Bukankah pelaku da’wah senantiasa mempelajari ilmu Allah
Bukankah pelaku da’wah senantiasa mengajarkan ilmu Allah
Bukankah kita belajar dengan mengajar
Bukankah kita terbina dengan membina

Adikku…Kau bertanya sampai kapan kita berjuang???
Teruslah berjuang hingga ke akhirnya
Hingga terjawab mengapa perjuangan ini pahit
Karena cinta Allah itu manis
Hingga kita bisa beristirahat
Karena tempat istirahat itu bukan disini tapi disana, disisiNya

Disuatu sore sesaat setelah bertemu beberapa akhwat
Sekedar mengumpulkan sajak-sajak yang berhamburan

Adikku, doaku akan selalu ada untukmu…
Ya Rabb, ku titipkan rindu ini padaMu…
Jaga mereka karena penjagaanku ini lemah…
Cintai mereka karena cintaku ini tak seberapa…

Dari seorang akhwat yang mencintaimu…
~sahira~

Read More......

Minggu, 15 November 2009

Jangan Tangisi Apa Yang Bukan Milikmu


Dalam perjalanan hidup ini seringkali kita merasa kecewa. Kecewa sekali. Sesuatu yang luput dari genggaman, keinginan yang tidak tercapai, dan kenyataan yang tidak sesuai harapan. Ketika nyala mulai meredup. Asa yang menguatkan itu masih ada meski hanya setitik. Jangan menyerah karena ini semua terjadi karena cintaNya.

Dan sungguh sangat beruntung andai dalam saat-saat terguncangnya jiwa masih ada setitik cahaya dalam qolbu untuk merenungi kebenaran. Masih ada kekuatan untuk melangkahkan kaki menuju majelis-majelis ilmu, majelis-majelis dzikir yang mengantarkan pada ketentraman jiwa.

Pesan seorang sahabatku "Asa yang terkoyak, hati yang berduka, airmata yang menetes, bibir yang keluh tuk berucap, biarlah menjadi saksi semua mujahadahmu". Subhanallah.....

Apa yang menjadi jatah kita di dunia, entah itu rizki, jodoh, jabatan, kedudukan, pasti akan Allah sampaikan. Tetapi APA YANG MEMANG BUKAN MILIK KITA, IA TIDAK AKAN BISA KITA MILIKI, meski ia nyaris menghampiri kita, meski kita mati-matian mengusahakannya.


Wahai jiwa yang sedang gundah, bacalah ini dari Allah : “ Boleh jadi kalian membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu, Allah maha mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui “
( Qs Al Baqarah : 216 )

Maka sudahlah, jangan tangisi apa yang bukan milikmu....
La Tahzan...Ayo senyum ^_^

Sesaat setelah terbata mengeja cintaNya
~sahira~

Read More......

Jumat, 13 November 2009

Ajari Aku....


Ajari aku untuk tetap tegar
Walau pilihan hidup ini sukar...
Ajari aku untuk menjadi wanita tangguh
Walau harus merasa sakit saat jatuh...

Ajari aku untuk terus bermujahadah
Walau harus berhadapan dengan beragam masalah...
Ajari aku untuk tetap teguh pendirian
Walau aku sendirian...

Ajari aku untuk tetap optimis
Walau aku menangis...
Ajari aku untuk jadi pahlawan
Walau hanya untuk nafsu hati yang harus aku lawan...

Ajari aku untuk tetap sahaja
Walau ungkapan hatinya menyakitkan di ujung senja
Ya Rabb, ajari aku... *_*

Saat jemari ini ingin menari
Merangkai kata yang melukis rasa
Menghempas heningnya malam dengan berjuta asa
Rupanya kali ini jemari dapat berpesta dengan kalahnya diri...
~sahira~

Read More......

Kamis, 12 November 2009

Aku hanya ingin dia seorang mujahid


Aku hanya ingin dia seorang mujahid
Yang suara lantangnya bisa memekakkan telinga penguasa
Yang kepalan tangannya mampu menggetarkan ribuan massa

Aku hanya ingin dia seorang mujahid
Yang kepalanya penat ketika menyaksikan kesengsaraan umat
Yang air matanya mengalir deras
Ketika penderitaan saudara-saudaranya dipalestina tak kunjung tuntas

Aku hanya ingin dia seorang mujahid
Yang lidahnya senantiasa basah oleh lafadz dzikir
Yang cintanya pada Sang Khalik melebihi cintanya pada siapapun
Yang kerinduannya untuk syahid melebihi kerinduannya pada apapun

Aku hanya ingin dia seorang mujahid
Yang kelak lewat didikannya akan lahir pejuang-pejuang sejati penerus misi risalah

Aku hanya ingin dia seorang mujahid
Tidak harus setangkas Khalid bin Walid
Tidak harus seberani Ali bin Abbi Thalib
Tidak harus setampan Mush’ab bin Umair

Demi Dzat yang telah mengutus Rasulullah dengan kebenaran
Aku hanya ingin dia seorang mujahid
Seorang lelaki sholeh
Pejuang da’wah, yang tidak pernah mengenal kata lelah
Itu saja…

By : Ukhty Nastar Df Abdullah

Goresan pena seorang sahabat perjuanganku
Tulisan yang ia tujukan untuk semua saudarinya termasuk aku
Aku berusaha menjadi mujahidah agar pantas untuk itu
Ukhty, inginku pun begitu

Terima kasih sudah mau mendengar keluh kesah
Maaf jika aku menjadikanmu tempat sampah
Wahai sahabatku, dalam bait doamu ingat aku
Akupun sama sepertimu
Ingin dengan cara yang ma'ruf menjemput mujahidku
~sahira~

Read More......

Rabu, 11 November 2009

Penantian Annisa


Andai kutahu...kapan tiba ajalku... Suara nada dering SMS berbunyi dari hp Annisa. Annisa yang sedang menyiapkan semangkuk mie kesukaannya menyambar benda mungil yang tergeletak tidak jauh dari tempatnya berdiri. Dari Mbak Ida, murobinya, Annisa membaca kata demi kata.

Dari : Mbak Ida Ass. Nis, sepertinya ada berita kurang baik untuk ukhti. Ikhwan yang kemarin mengajukan diri sepertinya mundur. Sepertinya alasannya adalah beliau mencari istri yang tidak belajar di rumah. Dan beliau memilih mundur Ukh, sabar ya Ukh, pasti Allah akan tunjukkan jalan terbaik untuk Ukhti.

Annisa menghela napas selesai membaca SMS itu. Annisa tercenung sebentar dan kembali menyiapkan mie, makan malamnya malam itu. Buat Annisa, yang terjadi beberapa menit lalu bukanlah hal besar. Setidaknya Annisa sudah bisa mengkondisikan hatinya untuk menerima semua yang harus terjadi. Annisa menganggap semua itu hanya babak dalam skenario hidupnya. Skenario hidup yang harus dijalaninya.

Hidup memang penuh dengan pilihan, tapi kadang Annisa pun tidak bisa memilih, dia hanya bisa menerima dengan pasrah episode hidupnya. Kegagalan ini adalah kegagalan yang kesekian kalinya bagi Annisa. Rupanya Annisa sudah benar-benar terbiasa dengan kegagalan. Khususnya gagal dalam ta'aruf. Ada saja halangan yang merintanginya dalam hal jodoh ini. Apakah dia tak cantik? Apakah dia terlalu pemilih? Ataukah dia terlalu angkuh? Sehingga sampai menginjak usia 32 tahun pun dia masih belum bertemu dengan jodohnya.

Annisa tak pernah memikirkan apa sebab dia belum menikah sampai kini, yang ada dalam pikirnya memang Allah belum mempertemukan dirinya dengan jodoh yang Allah siapkan untuk dirinya. Dan itulah yang menbuatnya tetap tersenyum menghadapi kalimat Tanya para tetangga yang sering mengusik dirinya. Kapan? Mau sampai kapan? Senyum mengembang dan selalu ceria dengan keoptimisan. Jika Allah sudah berkehendak, siapa yang bisa menolak? Dan keoptimisan itulah yang membuatnya terus berikhtiar. Annisa hanya berharap keoptimisannya bukan bentuk keangkuhan apalagi keriyaannya.

Annisa membuka sebuah amplop coklat dari lacinya. Amplop surat yang diterimanya sebulan lalu. Surat dari Ummi yang isinya menanyakan perihal jodohnya. Dibacanya baris demi baris isi surat itu. Annisa kembali menghela napas. Ummi yang sangat disayangnya kini pun menanyakan tentang jodoh. Ummi yang kini jauh darinya pun kini gundah. Mungkin Ummi pun jengah dengan pertanyaan-pertanyaan dari sekeliling. Kasihan Ummi, tapi Annisa tak tahu lagi Mi, apa yang harus Annisa lakukan. Wajah Ummi yang kini jauh membayang di pelupuk mata Annisa. Ah, Ummi, wanita itu kini semakin senja dan Annisa pun belum bisa menjawab pertanyaannya sampai saat ini.

Sebuah map biru penuh dengan laporan keuangan bulan ini siap di antar Annisa ke meja Pak Ibrahim. Pak Ibrahim adalah atasan Annisa di perusahaan itu. Setiap bulannya Annisa mengantarkan laporan keuangan kepada beliau. Pak Ibrahim sosok pemimpin yang baik, perhatian pada karyawannya. Annisa merasa kerasan bekerja di perusahaan itu. Tidak hanya Annisa, kawan-kawannya pun merasakan hal yang sama. Pak Ibrahim begitu peduli dan perhatian pada karyawannya.

"Assalamualaikum, Pak" salam Annisa pada Pak Ibrahim yang sibuk menjawab telepon. Pak Ibrahim memintanya duduk dengan isyarat. Annisa pun duduk.

"Ini Pak, laporan yang Bapak minta"kata Annisa sambil menyodorkan map biru yang dibawanya.

"Terima kasih, ya"jawab Pak Ibrahim setelah selesai menelpon.

"Bagaimana keadannmu Sa,baik-baik saja? Bagaimana ibumu?"Tanya Pak Ibrahim. Pertanyaan yang biasa dilontarkan Pak Ibrahim pada dirinya. Dan Annisa pun yakin tidak hanya pada dirinya pertanyaan itu dilontarkan.

"Alhamdulillah, Pak. Baik. Beliau sehat."jawab Annisa.

"Sa, siang ini saya mau makan di luar. Kamu mau menemani?"Tanya Pak Ibrahim. Annisa berusaha tersenyum dengan ajakan itu. Otaknya berputar memikirkan kalimat apa yang harus dijawabnya.

"Ehm...maaf Pak. Saya kebetulan shoum hari ini. Mungkin lain kali."Alhamdulillah akhirnya kebiasaan Annisa ini menyelamatkannya. "Oh iya, Kamis ya? Maaf kalau begitu. Nanti lain waktu saja ya?" jawab Pak Ibrahim.

Annisa kembali ke ruangannya dengan pearasaan damai. Meski tidak enak, Annisa merasa lega. Tak dapat dibayangkan jika dia menerima ajakan makan Pak Ibrahim. Hanya berdua? Oh tidak, meski pun hanya makan Annisa takkan mau melakukan itu, berpikir saja tidak.

Annisa menemukan sebuah surat bersampul putih di atas meja kerjanya. Karena tidak ada pengirimya Annisa pun penasaran untuk membukanya.

Assalamualaikum wr.wb. Menemui Annisa... Sebenarnya saya tahu ini tidak pantas saya lakukan terhadap karyawan saya. Tapi saya tidak bisa bohong pada hati saya bahwa kehadiran Annisa di perusahaan ini benar-benar membuat hidup saya lebih berarti. Apakah selama ini Annisa tidak menyadari perhatian saya ke Annisa ? Saya sudah bicarakan pada istri saya dan istri saya tidak keberatan untuk berbagi dengan Annisa. Semoga allah memberikan surga pada istri saya. Dan melalui surat ini sudikah Annisa membiarkan seorang wanita masuk surga (maksud saya istri saya)? Ibrahim

Darah Annisa mengalir cepat ke kepala .Dadanya bergemuruh. Kepalanya serasa berputar. Masya Allah...apalagi ini? Episode hidup apa lagi yang harus hamba jalani ya Allah? Annisa terduduk gemetar memegang surat itu. Annisa berusaha menenangkan hatinya. Berkali-kali istighfar diucapnya. Hatinya belum tenang. Annisa benar-benar tak berdaya. Ada yang mendesak-mendesakdi dalam dadanya. Perlahan tapi pasti setitik demi setitik air mata Annisa mengalir.

Annisa teringat surat dari Ummi yang menanyakan perihal jodohnya. Annisa teringat proses taarufnya yang sampai kini selalu gagal. Ya Allah, inikah episode hidup yang harus aku jalani? Menjadi istri kedua bosku? Kedua? Poligami bukan hal yang buruk dan tidak ada larangan laki-laki berpoligami.

Annisa benar-benar berada dalam kebimbangan. Annisa tak tahu lagi yang harus dilakukannya selain langsung pergi ke penciptanya Allah Al Hakim... Dalam isak tangisnya Annisa menumpahkan segala rasa di hatinya. Apakah aku harus menerima? Pak Ibrahim cukup baik, alim, perhatian, tetapi ….dia punya istri. Sementara itu usia Annisa semakin bertambah. Ummi sudah meminta meminta jawaban atas jodohnya.

Annisa hanya berani menumpahkan segala gundahnya dalam sujud. Annisa melakukan ini untuk menenangkan jiwanya yang galau. Jika menjadi istri kedua adalah jalan hidup yang harus ditempuhnya. Annisa ikhlas tetapi masuk dalam kehidupan orang lain dengan cara poligami? Oh…tidak. Pagi ini Annisa hadir lagi di kantor setelah tiga hari tidak masuk dengan alasan sakit. Setibanya di meja yang biasa dipakainya untuk bekerja, Annisa segera merapikan barang-barangnya. Zahra terbengong-bengong pada apa yang dilihatnya.

"Mau kemana, Nis?" tanyanya heran.

"Mulai hari ini aku gak di sini lagi. Aku harus pulang kampung. Kehidupan lain menungguku. Doakan aku ya." jawab Annisa.

"Kamu resign?" tanyanya lagi.

"Iya, surat pengunduran diriku sudah di Bu Siti. Hari ini Pak Ibrahim tidak ada kan? Beliau masih di rumah sakit kan? Menunggu istrinya?" jawab Annisa

Hari ini Annisa mengambil keputusan besar dalam hidupnya. Poligami memang tidak dilarang, tetapi tidak ada dalam kamus hidupnya menyakiti wanita lain dengan sengaja. Meskipun Bu Aisyah, mengizinkan suaminya menikah lagi dengan dirinya pastilah bukan tanpa risiko. Dan kini Bu Aisyah terbaring lemah dan divonis typus oleh dokter. Rupanya keputusannya yang luar biasa itu mengantarnya ke ranjang rumah sakit dan terbaring lemah di sana. Annisa akan semakin merasa bersalah jika mengikuti kemauan Pak Ibrahim.

Kini Annisa kembali ke kampung halamannya ke rumah Umminya. Kembali ke pelukan hangat Ummi. "Sabar Ummi... jika sudah waktunya tidak akan tertukar apa pun yang sudah jadi keputusanNya"bisiknya lirih pada Ummi.
By : Ade Ganiarti
Taken from www.matadunia.com

Hmm...ini hanya sepenggal kisah annisa, aku yakin banyak annisa-annisa yang lain di setiap jengkal bumi Allah...

Untukmu para ikhwan, jika hukum pernikahan seorang laki-laki telah masuk kategori wajib, dan segalanya pun telah terencana dengan matang dan baik, maka ingatlah kata-kata bijak, "jika berani menyelam ke dasar laut mengapa terus bermain di kubangan, kalau siap berperang mengapa cuma bermimpi menjadi pahlawan?" ~sahira~

Read More......

Selasa, 10 November 2009

Yang Terbaik Bagimu


Laki-laki itu begitu menyayangiku…Begitu mencintaiku…
Namun selama ini aku belum sanggup membalas kasih sayangnya…
Bahkan mungkin aku tak akan pernah sanggup…

Di suatu sore, aku berdialog dengannya…Dialog tentang sebuah cita-cita…
Walaupun tidak banyak kata namun penuh dengan cinta…
Beliau bilang “Cita dan cinta itu ada untuk ade perjuangkan…Ade sekarang udah dewasa…Ade jangan pernah menyerah dengan ujian hidup…”
Untuk ayahku, sebuah lagu sederhana untukmu…Yaa sederhana, namun begitu bermakna… Lagu yang mewakili perasaanku…Lagu yang terus menginspirasiku untuk melakukan yang terbaik bagimu…

“Teringat masa kecilku…Kau peluk dan kau manja…
Indahnya saat itu…Buatku melambung…
Disisimu terngiang, hangat nafas segar harum tubuhmu…

Kau tuturkan segala mimpi-mimpi serta harapanmu…
Kau ingin ku menjadi yang terbaik bagimu…Patuhi perintahmu…
Jauhkan godaan yang mungkin ku lakukan dalam waktu ku beranjak dewasa…
Jangan sampai membuatku terbelenggu jatuh dan terinjak…

Tuhan tolonglah sampaikan sejuta sayangku untuknya…
Ku terus berjanji takkan khianati pintanya
Ayah dengarlah betapa sesungguhnya ku mencintaimu…
Kan ku buktikan ku mampu penuhi maumu…

Andaikan detik itu kan bergulir kembali…
Kurindukan suasana, basuh jiwaku..Membahagiakan aku…
Karena usapan kasih dan sayangmu…Mewujudkan segala sesuatu yang pernah terlewati…

Tuhan tolonglah sampaikan sejuta sayangku untuknya…
Ku terus berjanji takkan khianati pintanya
Ayah dengarlah betapa sesungguhnya ku mencintaimu…
Kan ku buktikan ku mampu penuhi maumu…”

Lirik Lagu Ada Band : Yang Terbaik Bagimu

Sungguh, aku belajar menjadi seperti Fatimah Az-Zahra....
Dia adalah 'ibu dari ayahnya', orang yang paling erat hubungannya dengan ayahnya (Nabi SAW) dan paling menyayanginya....Subhanallah.....

Ayah, maaf jika aku belum bisa mewujudkan cita-cita yang kau inginkan untukku…
Cita-cita yang aku sendiri pun belum tau kapan akan tergenapkan…
Ya Rabb, jaga ayahku…Ampuni dosa-dosanya…
Ya Ilahi, bantu aku untuk menjadi anak sholehah
Anak yang bisa menjadi amal jariyah untuk kedua orang tuaku…

Father, I will love you forever…
Your little daughter...
~sahira~

Read More......

Senin, 09 November 2009

Cukup Allah saja….


Sabtu, 7 November 2009

Ba’da shalat Isya…Aku berdoa padaNya…”Ya Rabb, Rasa kecewa itu harus hadir kembali…Ingin rasanya aku menghilang tapi apa aku sanggup untuk menghilang…Ya Rabb, kuatkan aku…”Entah kenapa, malam ini aku benar-benar merindukannya…Merindukan sosok yang mengajarkan padaku bahwa Islam itu Indah…Merindukan pribadinya yang lembut, rindu dengan senyumnya, rindu kata-katanya, rindu nasihat-nasihatnya…Oh, I’m really miss her…!!!

Aku sambar HPku….Aku krim pesan singkat untuknya…“mba….kkkaaannngggeeennn…“ hanya itu yang sanggup aku tulis… Cukup lama aku menunggu balasan sms darinya…Akhirnya, HPku “bernyanyi” juga…One Message Recieved…Tulisan itu yang terlihat di layar HPku…Segera aku baca “Assalamu'alaikum…Afwan…baru nyadar ternyta gak punya pulsa…pantesan kok gak terkirim-kirim..Afwan ya ade ku…Piye kabare?masih kerja di tempat yang kemarin?Mba juga kuangen dengan semuanya yang ada di Samarinda..tapi…cuma bisa doain…“ Begitu kata-kata yang dia tuliskan untukku…

Segera aku reply pesannya “Alhamdulillah baik mba…minta taujih nah mba…gratis kan taujihnya?hehe…Lagi BT nih (Butuh Taujih)…”

Tak lama HPku “bernyanyi” lagi…pesan yang dituliskannya untukku “Biarlah Allah saja yang menyemangati kita…Sehingga tanpa sadar tiap peristiwa menjadi teguran atas kemalasan kita…Cukuplah Allah saja yang memelihara ketekunan qt, karena perhatian manusia terkadang menghanyutkan keikhlasan…Adikku…Semoga Allah menjadikan kita pribadi yang bermakna : pribadi yang saat berbaur ia mampu menyemangati yang lain dan saat sendiri ia mampu menguatkan dirinya sendiri…” selesai membaca pesan itu, aku menemukan kembali semangat itu…Semangat untuk terus memperbaiki diri dan orang lain…

Jazakillah khair mbaku sayang…mba memang selalu bisa membuatku jadi lebih baik…Hanya Allah yang mampu membalas semua yang mba lakukan untukku…

I love the way you walk...
I love the way you talk...
I love the way you smile and laugh...
I love everything on you...
Ustadzah...Love you so much...
Hope to meet you again ^_^
~sahira~

Read More......

Minggu, 08 November 2009

Barakallah ^_^


Samarinda, 18 Oktober 2009

Hari Ahad mengucap akad
Mengucap janji yang suci
Janji ikhwan untuk selalu menjaga sang permaisuri
Janji akhwat untuk menjadi zaujat yang taat

Membingkai cinta dalam ketaatan padaNya
Indah merayakan cinta pada saatnya
Cinta yang tumbuh menjadi sebuah berkah
Subhanallah…Di jalan da’wah kalian menikah…Barakallah…

Jika tadi pagi kau keluar rumah tanpa diiringi siapapun
Maka sekarang akan selalu ada yang setia mengantarkanmu sampai di depan pintu
Akan ada yang senantiasa berpesan agar kau hati-hati dijalan
Semoga Allah mengumpulkan kalian berdua dalam kebaikan.
Amin ya Rabb…

Sebuah tulisan sederhana
Untuk kakakku, selamat menempuh hidup baru
Bahagiamu adalah bahagiaku ^_^
~sahira~

Read More......

Sabtu, 07 November 2009

10 kebiasaan yang dapat merusak kerja otak


Kadang kita tidak mengetahui seberapa pentingkah otak kita, oleh karena itu kita wajib mengetahui hal-hal apa saja yang bisa membuat kerja otak kita terganggu.

Otak manusia terdiri lebih dari 100 miliar syaraf yang masing-masing terkait dengan 10 ribu syaraf lain. Bayangkan, dengan kerumitan otak seperti itu, maka Anda wajib menyayangi otak Anda setidaknya cukup dengan menghindari kebiasaan-kebiasaan buruk yang sering disepelekan.

Otak adalah organ tubuh vital yang merupakan pusat pengendali sistem syaraf pusat. Otak mengatur dan mengkordinir sebagian besar gerakan, perilaku dan fungsi tubuh homeostasis seperti detak jantung, tekanan darah, keseimbangan cairan tubuh dan suhu tubuh.

Otak juga bertanggung jawab atas fungsi seperti pengenalan, emosi. ingatan, pembelajaran motorik dan segala bentuk pembelajaran lainnya. Sungguh suatu tugas yang sangat rumit dan banyak dan inilah 10 kegiatan yang bisa merusak kerja otak kita :

1. Tidak mau sarapan

Banyak orang menyepelekan sarapan, padahal tidak mengkonsumsi makanan di pagi hari menyebabkan turunnya kadar gula dalam darah. Hal ini berakibat pada kurangnya masukan nutrisi pada otak yang akhirnya berakhir pada kemunduran otak.

2. Kebanyakan makan

Terlalu banyak makan mengeraskan pembuluh otak yang biasanya menuntun kita pada menurunnya kekuatan mental.

3. Merokok

Merokok ternyata berakibat sangat mengerikan pada otak kita. Bayangkan, otak kita bisa menyusut dan akhirnya kehilangan fungsi-fungsinya ada kemungkinan diwaktu tua kita rawan Alzheimer.

4. Terlalu banyak mengkonsumsi gula

Terlalu banyak asupan gula akan menghalangi penyerapan protein dan gizi sehingga tubuh kekurangan nutrisi dan perkembangan otak terganggu.

5. Polusi udara

Otak adalah bagian tubuh yang paling banyak menyerap udara. Terlalu lama berada di lingkungan dengan udara berpolusi membuat kerja otak tidak efisien.

6. Kurang tidur

Tidur memberikan kesempatan otak untuk beristirahat. Sering melalaikan tidur membuat sel-sel otak justru mati kelelahan.

7. Menutup kepala ketika sedang tidur

Tidur dengan kepala yang ditutupi merupakan kebiasaan buruk yang sangat berbahaya karena karbondioksida yang diproduksi selama tidur terkonsentrasi sehingga otak tercemar. Jangan heran kalau lama kelamaan otak menjadi rusak.

8. Berpikir terlalu keras ketika sedang sakit

Bekerja keras atau belajar ketika kondisi tubuh sedang tidak fit juga memperparah ketidakefektifan otak.

9. Kurangnya stimulasi otak

Berpikir adalah cara terbaik untuk melatih kerja otak. Kurang berpikir justru membuat otak menyusut dan akhirnya tidak berfungsi maksimal.

10. Jarang bicara

Percakapan intelektual biasanya membawa efek bagus pada kerja otak
taken from http://www.rejakarta.com

Read More......

Jumat, 06 November 2009

Getir dan Rapuh @_@


Ya Rabb, ketika aku harus melepas semua yang kuinginkan...
Maka sebenarnya aku sudah tidak punya pilihan selain itu...
Sungguh aku ingin berdamai dengan keadaan ini...
Tapi, tapi apa aku sanggup?
Apa aku sanggup karena yang ku miliki hanya segenggam ketabahan...

Wahai penggenggam jiwaku, ketika Engkau mengujiku dengan beragam masalah...
Tak pungkiri jiwa dan raga mulai lelah, bahkan sempat terbersit untuk menyerah...
Astaghfirullah...

Air bening itu tak lagi sanggup aku bendung...
Airmata itu kelemahan atau kekuatan...
Cengeng atau kelembutan...Entahlah...

Yang bisa kulakukan sekarang hanyalah mengais hikmah...
Hikmah berserak di setiap skenario hidup yang Engkau buat...
Semua ini hanya siklus kehidupan...
Kesedihan itu datang untuk pergi, begitu pula kebahagiaan...

Wahai diri, berusaha maknai siklus suka dan duka menjadi sabar dan syukur yang tiada hingga...
Wahai hati, yakinlah ini semua karena cinta Allah...
Kau boleh lelah tapi jangan kalah...

Jakarta, 3 September 2009
Hati yang getir dan jiwa yang rapuh. ~sahira~

Read More......

Wahai Jiwa......!!!!!!


Wahai Jiwa....Ketahuilah Oleh mu
Jika kau merasa lelah dan tak berdaya dari usaha yang sepertinya sia-sia..
Allah SWT tahu betapa keras engkau sudah berusaha.

Ketika kau sudah menangis sekian lama dan hatimu masih terasa pedih...
Allah SWT sudah menghitung airmatamu.

Jika kau pikir bahwa hidupmu sedang menunggu sesuatu dan waktu serasa berlalu begitu saja...
Allah SWT sedang menunggu bersama denganmu.

Ketika kau merasa sendirian dan teman-temanmu terlalu sibuk dengan urusan mereka masing-masing...
Allah SWT selalu berada disampingmu.

Wahai Diri...Ketika kau pikir bahwa kau sudah mencoba segalanya dan tidak tahu hendak berbuat apa lagi...
Allah SWT punya jawabannya.

Ketika segala sesuatu menjadi tidak masuk akal dan kau merasa tertekan...
Allah SWT dapat menenangkanmu.

Jika tiba-tiba kau dapat melihat jejak-jejak harapan...
Allah SWT sedang berbisik kepadamu.
Ketika segala sesuatu berjalan lancar dan kau merasa ingin mengucap syukur...
Allah SWT telah memberkatimu.

Wahai Hati...Ketika sesuatu yang indah terjadi dan kau dipenuhi ketakjuban...
Allah SWT telah tersenyum padamu.

Ketika kau memiliki tujuan untuk dipenuhi dan mimpi untuk digenapi...
Allah SWT sudah membuka matamu dan memanggilmu dengan namamu.

Wahai jiwa, wahai hati, wahai diri, wahai insan atau apapun namamu...Ingat bahwa dimanapun kau atau kemanapun kau menghadap...
Allah SWT TAHU .......

Read More......

Kamis, 05 November 2009

HADIAH CINTA SEORANG IBU...


"Bisa saya melihat bayi saya?" pinta seorang ibu yang baru melahirkan penuh kebahagiaan.

Ketika gendongan itu berpindah ke tangannya dan ia membuka selimut yang membungkus wajah bayi lelaki yang mungil itu, ibu itu menahan nafasnya.

Dokter yang menungguinya segera berbalik memandang ke arah luar jendela rumah sakit. Bayi itu dilahirkan tanpa kedua belah telinga!

Waktu membuktikan bahwa pendengaran bayi yang kini telah tumbuh menjadi seorang anak itu bekerja dengan sempurna. Hanya penampilannya saja yang tampak aneh dan buruk.

Suatu hari anak lelaki itu bergegas pulang ke Rumah dan membenamkan wajahnya di pelukan sang ibu yang menangis. Ia tahu hidup anak lelakinya penuh dengan kekecewaan dan tragedi. Anak lelaki itu terisak-isak berkata, "Seorang anak laki-laki besar mengejekku. Katanya, aku ini makhluk aneh." Anak lelaki itu tumbuh dewasa. Ia cukup tampan dengan cacatnya. Ia pun disukai teman-teman sekolahnya. Ia juga mengembangkan bakatnya di bidang musik dan menulis. Ia ingin sekali menjadi ketua kelas. Ibunya mengingatkan,"Bukankah nantinya kau akan bergaul dengan remaja-remaja lain?" Namun dalam hati ibu merasa kasihan dengannya.

Suatu hari ayah anak lelaki itu bertemu dengan seorang dokter yang bisa mencangkokkan telinga untuknya."Saya percaya saya bisa memindahkan sepasang telinga untuknya. Tetapi harus ada seseorang yang bersedia mendonorkan telinganya," kata dokter.

Kemudian, orangtua anak lelaki itu mulai mencari siapa yang mau mengorbankan telinga dan mendonorkannya pada mereka. Beberapa bulan sudah berlalu. Dan tibalah saatnya mereka memanggil anak lelakinya, "Nak, seseorang yang tak ingin dikenal telah bersedia mendonorkan telinganya padamu. Kami harus segera mengirimmu ke rumah sakit untuk dilakukan operasi. Namun, semua ini sangatlah rahasia." kata sang ayah.

Operasi berjalan dengan sukses. Seorang lelaki baru pun lahirlah. Bakat musiknya yang hebat itu berubah menjadi kejeniusan. Ia pun menerima banyak penghargaan dari sekolahnya. Beberapa waktu kemudian ia pun menikah dan bekerja sebagai seorang diplomat.

Ia menemui ayahnya, "Yah, aku harus mengetahui siapa yang telah bersedia mengorbankan ini semua padaku. Ia telah berbuat sesuatu yang besar namun aku sama sekali belum membalas kebaikannya." Ayahnya menjawab, "Ayah yakin kau takkan bisa membalas kebaikan hati orang yang telah memberikan telinga itu." Setelah terdiam sesaat ayahnya melanjutkan, "Sesuai dengan perjanjian, belum saatnya bagimu untuk mengetahui semua rahasia ini."

Tahun berganti tahun. Kedua orangtua lelaki itu tetap menyimpan rahasia. Hingga suatu hari tibalah saat yang menyedihkan bagi keluarga itu. Di hari itu ayah dan anak lelaki itu berdiri di tepi peti jenazah ibunya yang baru saja meninggal. Dengan perlahan dan lembut, sang ayah membelai rambut jenazah ibu yang terbujur kaku itu, lalu menyibaknya sehingga tampaklah...bahwa sang ibu tidak memiliki telinga. "Ibumu pernah berkata bahwa ia senang sekali bisa memanjangkan rambutnya," bisik sang ayah. "Dan tak seorang pun menyadari bahwa ia telah kehilangan sedikit kecantikannya bukan?"Kecantikan yang sejati tidak terletak pada penampilan tubuh namun di dalam hati. Harta karun yang hakiki tidak terletak pada apa yang bisa terlihat, namun pada apa yang tidak dapat terlihat. Cinta yang sejati tidak terletak pada apa yang telah dikerjakan dan diketahui, namun pada apa yang telah dikerjakan namun tidak diketahui.

Read More......

Cinta dari Darah dan Ruh


Lelaki itu sudah mengabdi kepada ibunya sampai tuntas. Ia menggendong ibunya yang lumpuh. Memandikannya dan mensucikannya dari semua hadatsnya. Ikhlas penuh ia melakukannya. Itu balas budi dari seorang anaknya yang menyadari bahwa perintah berbuat baik kepada orang tua diturunkan Allah persis setelah perintah tauhid.

Tapi entah karena dorongan apa ia kemudian bertanya kepada Umar bin Khaththab,

“Apa pengabdianku sudah cukup untuk membalas budi ibuku?”

Lalu Umar pun menjawab, “Tidak! Tidak cukup! Karena kamu melakukannya sembari menunggu kematiannya, sementara ibumu merawatmu sembari mengharap kehidupanmu.”

Tidak! Tidak! Tidak!

Tidak ada budi yang dapat membalas cinta seorang ibu. Apalagi mengimbanginya. Sebab cinta ibu mengalir dari darah dan ruh. Anak adalah buah cinta dari dua hati. Tapi ia tidak dititip dalam dua rahim. Ia dititip dalam rahim sang ibu. Lalu ia keluar diantar darah: Inilah ruh baru yang dititip dari ruh yang lain.

Ibu, begitu besar kasih sayangmu. Kau yang merawatku dalam cinta, mengharapkan kehidupan, mencitakan kesuksesan, dan mendamba bahagiaku.

“Dan Kami perintahkan kepada manusia untuk (berbuat baik) kepada kedua orang ibu bapaknya, ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah dan menyapihnya selama 2 tahun. Bersyukurlah kepadaKu dan kepada kedua ibu bapakmu, hanya kepadaKu-lah tempat kembalimu.” (Q.S. Luqman/31: 14)

Mari kita rasakan detak-detak cintanya pembawa bahagianya. Gunakan detik-detik momentum untuk hadirkan ridhanya dengan harapan dan do’a agar Allah berkenan melimpahkan Ridha-Nya.

Inspired from the book: The Great Power of Mother.
(disunting dari medicalzone.org by Intan Risna)

Read More......

AIR.....!


Kita adalah guru,setidaknya untuk diri sendiri.di negeri yang besar ini, kita adalah sebagian kecil dari kelompok-kelompok pengajar yang ikut membangun Indonesia. Dari ruangan kecil di sebuah kota yang jauh dari Ibu kota Negara kita adalah penentu masa depan bangsa.

Tapi coba kita lihat realita dari kelompok pengajar negeri ini

1. Mahasiswa yang mencontek ketika UAS, dan sebagian besar berprofesi sebagai guru

2. Guru yang mengirin jawaban UAN lewat sms kepada siswanya, karena tak ingin ada siswanya tak lulus ujian

3. Guru yang meninggalkan muridnya pada saat mengajar hanya untuk urusan pribadi

4. Guru yang mengajar anak didiknya dengan kekerasan.

Dan masih banyak realita negeri ini yang memprihatinkan tentang guru, dan sudah seharusnya guru atau pengajar di negeri ini memiliki sifat seperti air dalam kehidupan sehari-hari. Air memiliki sifat-sifat yang diperlukan dalam kehidupan. Pertama, air itu menghidupkan. Air dapat mengghidupkan pepohonan yang nyaris mati. Bahkan air menjadi unsur penting penciptaan manusia. Begitu juga dengan guru. Guru adalah menghidupkan. Di tengah krisis moral bangsa dengan ditandai antara lain banyaknya pejabat yang sesungguhnya berilmu, jebolan perguruan tinggi namun berperilaku korup, diperlukan gerakan penyelamatan. Gerakan penyelamatan yang efektif adalah melalui institusi sekolah. Dengan segenap peran guru, guru dapat membangkitkan siswa yang ”kering” dari moral, ”hilang” dari nilai-nilai luhur. Guru dapat tampil menjadi sosok yang selalu diingat siswa. Siswa sebenarnya selalu mengingat gurunya dalam dua dimensi. Dimensi kebaikan dan keburukan. Guru dikenang oleh siswa karena kebaikannya. Guru dibenci siswa karena keburukannya. Buruk perangainya, buruk cara mengajarnya, buruk juga dalam penguasaan keilmuannya.

Kedua, air itu bermanfaat. Tanpa air, kehidupan akan mati. Dengan air kehidupan menjadi bermanfaat. Begitu juga dengan guru. Guru harus bermanfaat bagi para siswanya. Ada hadits dari Nabi Muhammad ”Khairunnaas anfauhum linnaas” Sebaik-baik manusia adalah yang terbaik buat sesama. Sebaik-baik guru berarti yang mmberikan kemanfaatan buat sesama. Manfaat terbesar dari guru kepada siswa adalah bentukan karakter siswa. Tengoklah misalnya tokohtokoh besar bangsa kita, KH. Agus Salim, KH Ahmad Dahlan, bahkan tokoh pendidikan kita, Ki Hajar Dewantoro. Mereka besar karena karakter. Nama besar mereka lahir dari bentukan karakter yang tepat. Bagaimana mungkin anak-anak yang kemarin lulus UN dan berasal dari buah mencontek atau terbantu oleh ”oknum guru” menjadi lebih baik pada masa depannya? Bukankah ada pepatah mengatakan ” guru kencing berdiri, murid kencing berlari’

Ketiga, air itu mengalir ke daerah yang rendah. Maknanya air itu bersifat merendah. Guru pun demikian. Punya kerendahan diri. Ilmu yang dimilikinya didedikasikan untuk kehidupan para siswa. Kehidupan anak di sekolah sejak TK, SD, SMP, dan SMA, sangat diwarnai dengan kehadiran guru di sekolah. Karakter guru yang rendah hati menunjukkan ia tidak sombong. Kesombongan akan melahirkan keserakahan. Keserakahan akan menyebabkan penderitaan banyak orang. Guru yang berhasil mendidik para siswanya untuk memiliki kerendahan hati, akan dicontoh oleh siswanya. Dipraktikkan dalam kehidupan para siswanya. Pada gilirannya akan terlihat gelombang komunitas siswa yang rendah hati. Sebaliknya, kesombongan membuat manusia celaka. Lihatlah bagaimana akhir kisah Firaun. Akhir kisah raja-raja atau pengausa yang sombong, akan jatuh menderita, tersungkur penuh hinaan. Mereka yang kalah, persis seperti peribahasa ”bagai kacang lupa akan kulitnya.”

Keempat, air itu menyembuhkan. Ya, sebagaimana kaisar Jepang saat bom atom dijatuhkan Amerika Serikat ke Hiroshima dan Nagasaksi 64 tahun yang lalu. Sang kaisar tidak bertanya berapa jumlah korban, berapa gedung yang tersisa, melainkan yang ditanya pertama kali adalah ”Berapa orang guru yang tersisa atau yang masih hidup?” Ya sebuah pertanyaan yang mengisyaratkan bahwa guru adalah faktor penting pembangunan peradaban yang hancur menjadi tumbuh tegak dan berhasil. Itulah guru yang harus memiliki karakter menyelamatkan. Menyelamatkan dari keterbelakangan daya saing bangsa. Guru yang memahami pentingnya sifat air ini, tidak akan pernah surut melangkah dalam aktivitas mendidiknya. Baginya aktivitas mendidik adalah jihad berbasis pendidikan. ”Saya selalu belajar. Kita tidak akan pernah selesai menjadi murid. Masyarakat selalu berubah. Sebagai seorang guru, jika kita tidak bersedia belajar, maka kita akan tertinggal.” kata Nancy McRoberts guru teladan dari Kansas USA (Senneth, 2003)

Menjadi guru seperti air memang tidak mudah. Namun, selalu berusaha memperbaiki kualitas diri akan membawa pada perubahan yang lebih baik. Asalkan tetap teguh dengan idealisme menjadi guru kehidupan sehingga tidak mudah terpengaruh oleh kepentingan sesaat.

Pesan dari salah satu sahabat yang ada di inbox emailku.....Selamat berjuang guru....Salam revolusi nurani..... ^_^

Read More......

Rabu, 04 November 2009

Puisi Untuk Guru Fisika


Hari ini guru ajarkan kami tentang pembiasan cahaya
Kau katakan warna itu dibiaskan
Hasilnya kami bisa lihat mejiku hibiniu yang indah
Tapi tahukah guru, cahaya hidayah lebih indah dari itu

Kemarin kau ajarkan kami tentang katrol
Kau katakan beban itu akan terasa ringan kalau menggunakan katrol
Tapi kau tak katakan cara mengangkat beban dalam hati
Yang mempengaruhi keimanan kami

Seminggu yang lalu kau ajarkan kami tentang usaha
Kau katakan usaha itu berbanding lurus dengan daya dan waktu
Tapi kau lupa bahwa sesuatu yang menjadi usaha itu tidak selalu berhasil
Bukan karena daya dan waktu tapi berbanding lurus dengan kehendakNya

Kau bilang kecepatan cahaya itu adalah yang tercepat
Ternyata ada kecepatan yang jauh lebih cepat
Kecepatan Allah menuju hambaNya yang bertakwa

Kau ajak kami menghapal hukum kekekalan energi
Energi tidak dapat diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan
Nyatanya kalau Allah inginkan semua itu bisa terjadi

Kau jelaskan pada kami tentang termometer
Celcius, Fahrenheit, Reamur, dan Kelvin kau ceritakan
Tapi kau tak beritahu kami
Termometer mana yang sanggup mengukur panasnya api neraka

Guru bantu kami untuk pahami
Tentang fokus kami sebagai hamba
Yang dipengaruhi oleh jarak kami padaNya

Guru beritahu kami tentang hari akhir
Ketika bumi tak lagi berotasi
Dan lintasan planet tak sesuai dengan garis edarnya

Guru terangkan pada kami tentang semua itu
Jangan hanya ajarkan kami tentang usaha
Dan kau lupa ajak kami untuk juga berdoa

By Fitri
Sumber : Majalah Sobat Muda Edisi 11 Tahun I Agustus 2005

Read More......

Doa Seorang Sahabat


Sahabat, perbaiki niat di jalan hidup yang tepat
Menguatkan tekad agar tidak sekedar nekat
Hidup ini hanya sesaat
Walau raga penat tapi jiwa harus tetap semangat

Sahabat, hari ini kau milad
Aku tidak memberimu hadiah berupa coklat
Aku hanya bisa berucap “selamat milad”
Aku hanya bisa berdoa untukmu sahabat

Semoga kau jadi muslimah yang taat
Muslimah yang senantiasa bertaubat
Muslimah yang berguna untuk ummat
Muslimah yang kuat menghadapi cobaan hidup yang berat
Muslimah yang bahagia di dunia dan di akhirat. Amin

Untuk seorang sahabat di suatu tempat
Walau sekarang tangan kita tak lagi berjabat
Aku yakin ukhuwah kita erat
Semoga Allah mengijinkan kita bertemu lagi suatu saat.

Thanks you bring me to the lights. I always miss u friend. Hope to meet you again.

Samarinda, 16 Juni 2009
~sahira~

Read More......

Selasa, 03 November 2009

Cinta Lelaki Mulia

Di Thaif, lelaki mulia itu terluka. Zaid bin Haritsah yang mendampinginya pun ikut berdarah ketika berusaha memberikan perlindungan. Penduduk negeri itu melemparinya dengan batu. Padahal, ajakannya adalah ajakan tauhid. Seruannya adalah seruan untuk mengesakan Allah. "Agar Allah diesakan dan tidak disekutukan dengan apapun." Namun, Bani Tsaqif malah memusuhinya. Pejabat negeri itu menghasut khalayak ramai untuk menyambutnya dengan cercaan dan timpukan batu.

Meski diperlakukan sedemikian kasar, Rasulullah tetap pemaaf. Kecintaannya kepada umat mengobati derita yang dialaminya. Beliau menolak tawaran Jibril yang siap mengazab penduduk Thaif dengan himpitan gunung. Sebaliknya, ia mendoakan kebaikan bagi kaum yang mencemoohnya itu, “Ya Allah, berilah kaumku hidayah, sebab mereka belum tahu.”

Di Bukit Uhud, pribadi pilihan itu kembali terluka. Wajah Rasulullah SAW terluka, gigi seri beliau patah, serta topi pelindung beliau hancur. Fatimah Az-Zahra, putri beliau, bersusah payah untuk menghentikan pendarahan tersebut. Dua pelindungnya terakhir, Ali ra dan Thalhah ra juga terluka parah.

Bukit Uhud menjadi saksi kekalahan pahit itu. Pasukan pemanah yang diperintahkan menjaga bukit, dijangkiti gila dunia. Silaunya harta rampasan menggerogoti keikhlasan mereka. Akibatnya, pasukan kaum muslimin porak-poranda dan Rasul pun terluka. Meski kembali disakiti, cinta lelaki mulia itu tetap bergema, “Ya Tuhanku! Berilah ampunan kepada kaumku karena sesungguhnya mereka tidak mengetahui.”

Thaif dan Uhud merupakan hari-hari terberat sang Nabi. Pengorbanannya bagi umat tiada berbanding. Iltizam terhadap dakwah mewarnai hari-hari Rasul akhir zaman itu. Kecemasannya pada nasib umat selalu mengemuka. Ia adalah Rasul yang penuh cinta kepada umatnya. Cinta itu berbalas, generasi sahabat (generasi pertama) adalah generasi yang juga sangat mencintainya. Cinta yang diperlihatkan Zaid bin Haritsah di Thaif ketika menjadi tameng bagi rasulnya. Cinta yang dibuktikan Abu Dujanah, Hamzah dan Mush'ab bin Umair di bukit Uhud. Tapi, adakah generasi terkini masih mencintainya? Apakah umatnya sekarang tetap menyimak sunnah yang diwariskannya?

Sejarah berbicara, semakin panjang umur generasi umatnya, semakin menjauh pula generasi itu dari risalahnya. Umatnya saat ini, cenderung mencemooh segelintir mukmin yang masih menghidupkan sunnah. Buku-buku sunnah mulai terpinggirkan. Kitab Bukhari-Muslim harus bersaing dengan textbook dan diktat yang lebih menjanjikan keahlian dan masa depan. Serial sirah nabawiyah hampir menghilang dari tumpukan handbook dan ensiklopedia yang biasanya menjadi asksesoris di ruang tamu keluarga muslim.

Aspek sunnah dalam ber-penampilan dan berpakaian, ramai dikritisi dengan alasan tidak praktis. Contoh dari Rasul dalam keseharian, pun semakin dihindari. Sunnah dianggap simbol yang sifatnya tentatif, bukan sebagai panduan kehidupan (minhaaj al-hayaah). Apatah lagi aspek syar'i. Begitu banyak argumen yang dihembuskan sebagai 'pembenaran' untuk berkelit dan menghindari aspek syar'i dari sunnah. Wabah 'ingkar sunnah' ini mulai terjangkit dalam komunitas yang mengaku sebagai pengikutnya.

Keutamaan ber-shalawat kepada nabi pun nyaris terlupakan. Padahal Rasul berjanji untuk menghadiahkan syafaat bagi umatnya. “Setiap nabi memiliki doa yang selalu diucapkan. Aku ingin menyimpan doaku sebagai syafaat bagi umatku pada hari kiamat” (HR Muslim).

Jurang antara umat dengan warisan risalah Nabinya ini tentu merugikan. Kecemerlangan pribadi Rasul nyaris tak dikenali umatnya. Padahal, dalam pribadinya ada teladan yang sempurna. “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah” (Al-Ahzab (33): 21).

Merujuk kepada sunnah yang diwariskan Rasulullah adalah ungkapan kecintaan kepadanya. Cinta pada Rasul yang lahir dari keimanan kepada Allah. “Katakanlah jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku (Muhammad), niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (Ali Imran (3): 31).

Mencintai manusia mulia itu, berarti meneladani sirah nabawiyah sebagai panduan dalam mengarungi kehidupan. Kecintaan yang akan meluruskan langkah kita untuk ittibaa' (mengikuti) dan mewarisi komitmen untuk menyampaikan risalah kepada masyarakat. Nabi Muhammad SAW pernah bersabda, “Seorang hamba tidak beriman sebelum aku lebih dicintainya dari keluarganya, hartanya dan semua orang.” (HR Muslim). (Omurazza-Delft, Rabiul Awwal, 1425 H)

sumber : eramuslim

Read More......

Bila Rasulullah SAW Menjenguk Kita

Bayangkan bila Rasulullah SAW dengan seijin Allah SWT tiba-tiba muncul mengetuk pintu rumah kita..Beliau datang dengan tersenyum dan muka bersih di pintu rumah kita..Apa yang akan kita lakukan?Mestinya kita akan bahagia dan lantas mempersilahkan beliau masuk ke ruang tamu kita..
Kemudian kita tentunya akan meminta agar Rasulullah sudi menginap dirumah kita..Beliau tentu tersenyum..Tapi barangkali kita meminta pula Rasulullah menunggu sebentar didepan pintu rumah karena kita akan memindahkan lafal Allah dan Muhammad yang ada di ruang samping dan kita meletakkannya di ruang tamu..
Beliau tentu tersenyum..Bagaimana bila Rasulullah bersedia menginap di rumah kita?Barangkali kita teringat bahwa kita lebih hapal lagu barat daripada menghapal Sholawat kepada Rasulullah..Barangkali kita menjadi malu karena kita tidak banyak tau sejarah Rasulullah, tidak banyak tau nama keluarga Rasulullah dan sahabatnya tetapi hapal sekali tokoh-tokoh di film yang kita sukai..
Barangkali kita teringat bahwa masih ada perempuan dirumah kita yang tidak memiliki koleksi pakaian yang pantas untuk berhadapan dengan Rasulullah..Beliau tentu tersenyum..Barangkali kita menjadi malu karena pada saat maghrib keluarga kita malah sibuk di depan TV..Barangkali kita menjadi malu karena kita menghabiskan hampir seluruh waktu kita untuk kesenangan duniawi..
Barangkali kita menjadi malu karena kita sangat jarang membaca AlQuran..Betapa senyum beliau masih ada di situ..Bayangkan bila Rasulullah tiba-tiba muncul di depan pintu rumah kita..Apa yang akan kita lakukan?Masihkah kita mempersilahkan beliau masuk dan meminta beliau menginap di rumah kita?Ataukah akhirnya dengan berat hati, kita akan menolak beliau berkunjung ke rumah karena hal itu akan sangat membuat kita malu..
Maafkan kami ya Rasulullah..Masihkah beliau tersenyum?Senyum pilu, senyum sedih dan senyum getir..Oh betapa memalukannya kehidupan kita saat ini di mata Rasulullah..

Sumber : Buku peserta mentoring 2003 Pusdima Unmul

Read More......

40 tahun lalu (20 Juni 1969)


Empat puluh tahun lalu
Adalah momen tak terlupa
Adalah awal berlayarnya perahu cinta ayah bunda

Empat puluh tahun yang lalu
Awal dari sebuah pertanggung jawaban dan konsekuensi dari pilihan hidup

Empat puluh tahun yang lalu
Awal ayah bunda menapaki hidup bersama

Empat puluh tahun yang lalu
Ayah bunda menikah
Alhamdulillah...

Ya Rabb, Jadikan hari-hari ayah dan bunda selalu bahagia
Ya Rabb, Sayangi keduanya
Bantu kami untuk jadi anak-anak yang sholehah
Anak-anak yang bisa menjadi amal jariyah bagi keduanya. Amin

Happy Milad.....
From your little daughter
~sahira~

Read More......

Beginilah Musuh Islam dan Beginilah Umat Islam

Ibu Guru berjilbab rapi tampak bersemangat di depan kelas sedang mendidik murid-muridnya dalam pendidikan Syari'at Islam. Di tangan kirinya ada kapur, di tangan kanannya ada penghapus. Ibu Guru berkata, "Saya punya permainan. Caranya begini, di tangan kiri saya ada kapur, di tangan kanan ada penghapus. Jika saya angkat kapur ini, maka berserulah "Kapur!", jika saya angkat penghapus ini, maka berserulah "Penghapus!" Murid muridnya pun mengerti dan mengikuti. Ibu Guru mengangkat silih berganti antara tangan kanan dan tangan kirinya, kian lama kian cepat.

Beberapa saat kemudian sang guru kembali berkata, "Baik sekarang perhatikan. Jika saya angkat kapur, maka berserulah "Penghapus!", jika saya angkat penghapus, maka katakanlah "Kapur!". Dan permainan diulang kembali. Maka pada mulanya murid-murid itu keliru dan kikuk, dan sangat sukar untuk mengubahnya. Namun lambat laun, mereka sudah biasa dan tidak lagi kikuk. Selang beberapa saat, permainan berhenti. Sang guru tersenyum kepada murid-muridnya.

"Anak-anak, begitulah ummat Islam. Awalnya kalian jelas dapat membedakan yang haq itu haq, yang bathil itu bathil. Namun kemudian, musuh musuh ummat Islam berupaya melalui berbagai cara, untuk menukarkan yang haq itu menjadi bathil, dan sebaliknya.

Pertama-tama mungkin akan sukar bagi kalian menerima hal tersebut, tetapi karena terus disosialisasikan dengan cara-cara menarik oleh mereka, akhirnya lambat laun kalian terbiasa dengan hal itu. Dan kalian mulai dapat mengikutinya. Musuh-musuh kalian tidak pernah berhenti membalik dan menukar nilai dan etika."

"Keluar berduaan, berkasih-kasihan tidak lagi sesuatu yang pelik, zina tidak lagi jadi persoalan, pakaian seksi menjadi hal yang lumrah, sex sebelum nikah menjadi suatu hiburan dan trend, materialistik kini menjadi suatu gaya hidup, korupsi menjadi kebanggaan dan lain lain. Semuanya sudah terbalik. Dan tanpa disedari, kalian sedikit demi sedikit menerimanya. Paham?" tanya Guru kepada murid-muridnya. "Paham Bu Guru"

"Baik permainan kedua," Ibu Guru melanjutkan. "Bu Guru ada Qur'an, Bu Guru akan meletakkannya di tengah karpet. Quran itu "dijaga" sekelilingnya oleh ummat yang dimisalkan karpet. Sekarang anak-anak berdiri di luar karpet. Permainannya adalah, bagaimana caranya mengambil Qur'an yang ada di tengah dan ditukar dengan buku lain, tanpa memijak karpet?" Murid-muridnya berpikir. Ada yang mencoba alternatif dengan tongkat, dan lain-lain, tetapi tak ada yang berhasil.

Akhirnya Sang Guru memberikan jalan keluar, digulungnya karpet, dan ia ambil Qur'an ditukarnya dengan buku filsafat materialisme. Ia memenuhi syarat, tidak memijak karpet. "Murid-murid, begitulah ummat Islam dan musuh-musuhnya. Musuh-musuh Islam tidak akan memijak-mijak kalian dengan terang-terangan. Karena tentu kalian akan menolaknya mentah-mentah. Orang biasapun tak akan rela kalau Islam dihina dihadapan mereka. Tetapi mereka akan menggulung kalian perlahan-lahan dari pinggir, sehingga kalian tidak sadar. Jika seseorang ingin membuat rumah yang kuat, maka dibina pundasi yang kuat. Begitulah ummat Islam, jika ingin kuat, maka bangunlah aqidah yang kuat. Sebaliknya, jika ingin membongkar rumah, tentu susah kalau fondasinya dahulu. Lebih mudah hiasan-hiasan dinding akan dikeluarkan dahulu, kursi dipindahkan dahulu, lemari dikeluarkan dahulu satu persatu, baru rumah dihancurkan..."

"Begitulah musuh-musuh Islam menghancurkan kalian. Mereka tidak akan menghantam terang-terangan, tetapi ia akan perlahan-lahan meletihkan kalian. Mulai dari perangai, cara hidup, pakaian dan lain-lain, sehingga meskipun kalian itu Muslim, tetapi kalian telah meninggalkan Syari'at Islam sedikit demi sedikit. Dan itulah yang mereka inginkan."

"Kenapa mereka tidak berani terang-terangan menginjak-injak Bu Guru?" tanya mereka. Sesungguhnya dahulu mereka terang-terang menyerang, misalnya Perang Salib, Perang Tartar, dan lain-lain. Tetapi sekarang tidak lagi. Begitulah ummat Islam. Kalau diserang perlahan-lahan, mereka tidak akan sadar, akhirnya hancur. Tetapi kalau diserang serentak terang-terangan, baru mereka akan sadar, lalu mereka bangkit serentak. Selesailah pelajaran kita kali ini, dan mari kita berdo'a dahulu sebelum pulang..."

Matahari bersinar terik tatkala anak-anak itu keluar meninggalkan tempat belajar mereka dengan pikiran masing-masing di kepalanya.

***

Ini semua adalah fenomena Ghazwul Fikri (perang pemikiran). Dan inilah yang dijalankan oleh musuh-musuh Islam. Allah berfirman dalam surat At Taubah yang artinya: "Mereka hendak memadamkan cahaya Allah dengan mulut-mulut mereka, sedang Allah tidak mau selain menyempurnakan cahayaNya, sekalipun orang-orang kafir itu benci akan hal itu." (9:32).

Musuh-musuh Islam berupaya dengan kata-kata yang membius ummat Islam untuk merusak aqidah ummat umumnya, khususnya generasi muda Muslim. Kata-kata membius itu disuntikkan sedikit demi sedikit melalui mas media, grafika dan elektronika, tulisan-tulisan dan talk show, hingga tak terasa.

Maka tampak dari luar masih Muslim, padahal internal dalam jiwa ummat, khususnya generasi muda sesungguhnya sudah ibarat poteng (tapai singkong, peuyeum). Maka rasakan dan pikirkanlah itu dan ingatlah bahwa dunia ini hanya persinggahan sementara, ingatlah akan Hari Pengadilan. Wallahua'lamubishshawab.

H.Muh.Nur Abdurrahman

Kolom Tetap Harian Fajar, dengan judul 'Permainan Ibu Guru' dari milist Faktual

sumber : eramuslim

Read More......

Untukmu Sahabat Perjuangan


Saudariku yang sholehah di bumi Allah

Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Segala puja dan puji hanya bagi Allah atas sgala nikmat yg diberikan cuma2 kpd qt. Smoga lisan hina ini terus mengalirkan madu dzikir dan wangi syukur atas RahmatNya. Amin

Shalawat dan salam smoga slalu tercurah kpd murobbi pertama qt Nabiullah Muhammad Saw atas perjuangan beliaulah qt dapat menikmati indahnya berIslam.

Semoga Allah tetap menjaga kita dengan do’a pengikat hati2 kita. Hati itu panglima, panglima itu berkuasa. Bisa memerintah apa saja. Baik dan buruk ditangannya. Berjaya siapa saja yang bisa menaklukkannya. Hati juga cermin, cermin mudah retak. Yang bisa merawatnya, cerminnya memantul indah. Yang mengabaikannya, cerminnya memburam asa. Jika sekejap padam dalam hati maka seribu maksiat yang terjadi. Jika seberkas sinar menerangi hati maka sejuta amal mewujud suci.

Saudariku yang ana cintai karena Allah, Apa Kabar anti hari ini? Ukhti, 24 jam lagi telah berlalu….Semoga dipertengahan malam nanti kita masih bisa merasakan air wudhu dan nikmatnya berkhalwat dengan Allah…

Satu prinsip yang coba diterapkan di berbagai bentuk lingkungan kita. Kita wajib untuk bisa beradaptasi….Kita harus memperlihatkan ajaran Dinul Islam dengan kepribadian islami melalui diri-diri kita….Salam Jihad dari ana…

Semoga Allah masih mengizinkan kita untuk berkumpul kembali dalam nikmat ukhuwah. Semua yang sedang kita hadapi ini adalah tarbiyah yang langsung dari Allah untuk membuktikan kesabaran kita selama ini. Semoga kita menjadi orang2 yang bersabar…

Semoga segala yg kita hadapi ini bisa jadi ladang amal kita dan membawa banyak hikmah….Ya Allah, istiqomahkan kami di jalanMu…Jangan Kau jadikan kami hamba yang Kau murkai dengan semua maksiat yang sudah kami lakukan…Jangan Kau hilangkan hidayah itu dari hati2 kami. Hanya Engkaulah yang mampu membolak-balikkan hati manusia…Kabulkan doa2 kami…Amin…

Sejenak ku terkenang hakekat perjuangan penuh onak dan cabaran….
Bersama teman2 arungi kehidupan…Oh indahnya…..
Selamat berjuang sahabatku…Semoga Allah merahmatimu…Kenangan indah bersamamu, takkan ku biar dia berlalu…Berjuanglah hingga ke akhirnya…Dan ingatlah semua ikrar kita…
Tetapi ku tau pada hakikat suka dan duka dalam perjuangan…
Perlu ketabahan dan kekuatan….Keteguhan hati berlandaskan iman….
Selamat berjuang sahabatku…Semoga Allah merahmatimu…Kenangan indah bersamamu takkan ku biar dia berlalu…Berjuanglah hingga ke akhirnya…Dan ingatlah semua ikrar kita…

Maju terus dan tetap bertahan atau…….
Waktu akan menggilas setiap jiwa yang malas, loyo, suka mengeluh, pasif, cepat menyerah dan Akhirnya …. TERSINGKIR
Ingat, da’wah ini tidak akan pernah dapat dipikul oleh orang-orang yang manja. Militansi aktivis da’wah merupakan kendaraan yang akan menghantarkan kepada kesuksesan. Semoga Allah menghimpun kita dalam kebaikan. Wallahu’alam.

Wassalamu'alaikum Wr.Wb
With love coz Allah

~Sahira~

Read More......

Renungan 23 tahun perjalanan


Ya Rabb….Aku pernah sangat jauh dariMu. Habis waktu untuk kesenangan duniawi. Subuh kesiangan, Zuhur habis buat makan siang, Ashar tanggung sedikit lagi pulang, Maghrib ada di jalan, Isya berbaring tidur kelelahan. Kalaupun ada waktu untuk berbuat amal, itu harus seijin rasa malas di hatiku. Malu rasanya ktika masa “suram” itu kembali teringat.

Ya Rabb, aku bersyukur dgn cahaya hidayah dariMu. Aku bersyukur karena sekarang aku menemukan jalan untuk lebih mengenal cintaMu…Aku membuka hadits, ”Orang yang cerdas adalah orang yang merendahkan dirinya dan berbuat untuk masa setelah mati. Orang yang lemah adalah yang memperturutkan hawa nafsunya dan berharap (banyak) pada Allah”. (HR.Turmuzi, dari riwayat Syaddad bin Aus ra.)

Ternyata pengharapan padaMu saja tak cukup. Aku masih sering menyerah pada diri sendiri di tengah komitmen hendak berbuat. Harapan tanpa kekuatan itu disabdakan Rasulullah Saw sebagai kelemahan. Mengapa aku lemah?

Mampukah aku menjadi yang terbaik diantara sekian juta para pemburu satu cinta, sejuta pengampunan dan seribu keberkahan? Aku malu menanyakannya pada diriku sendiri.

Masih tersisa kedengkian. Masih ada prasangka buruk. Masih juga bersemayam ketersinggungan dan gerutu ketidakpuasan. Masih ada pandangan mata khianat. Masih ada ketajaman lidah yang melukai hati. Masih juga mengoleksi berita-berita tak bernilai. Masih saja melafazkan kata-kata tak bermakna. Lantas, apa makna tengadahan tangan di tengah malam yang diiringi isak pengharapan. Sekali lagi, pengharapan yang lemah yang kalah oleh nafsu.

Aku terduduk lemas. Alhamdulillah Kau memberi kekuatan untuk mengungkapkannya. Aku pandangi lama-lama refleksi kegundahan ini.

Aku sadari jalan yang aku pilih ini banyak tikungan tajam. Dan aku terjatuh. Kakiku tergelincir oleh kerikil kecil bernama kelalaian. Hanya dgn kerikil kecil saja aku bisa terjatuh, bagaimana jika batu besar yg menghadang langkahku?Ya Rabb, aku malu.

Alhamdulillah, aku masih bisa bangkit meneruskan perjalanan. Meski aku tahu, kini aku jauh tertinggal. Aku belum bisa menjadi yang terbaik. Tapi aku masih bisa berharap untuk menjadi baik. Karena aku masih bersama orang-orang baik bahkan mereka ada di depanku, orang-orang terbaik itu.

Tiba-tiba aku ingin menangis. Namun, aku tak mampu. Ya Rabb, aku ingin mengeluarkan air mata ini untukMu. Aku khawatir kesulitan ini tersendat karena kemurkaanMu.

Air bening itu tersendat. Jangan-jangan karena kesalahanku. Karena tumpukan-tumpukan egoisme. Karena tumpukan-tumpukan kotoran buruk sangka. Karena tumpukan-tumpukan gerutu. Karena tumpukan-tumpukan doa-doa yang kosong. Terkunci oleh hawa nafsu.

Mengapa pelupuk mataku panas. Namun, aku malu untuk menumpahkan air mata. Ya, air mata bening itu hanya ingin kutunjukkan padaMu. Bukan untuk memperturutkan rasa dan emosi serta mengalahkan rasio. Meski… jebol juga tanggul itu.

Jangan Kau murkai hamba ini ya Rabb. Hamba masih terus berharap pembebasan dari murkaMu di hari-hari pembebasan ini.

Ya Allah, jadikanlah nama hamba ada dalam daftar pembebasan itu. Juga nama kedua orang tua hamba, keluarga hamba, para guru hamba, saudara-saudara hamba serta siapa saja yang mempunyai hak atas hamba. Amin.

Ya Rabb…Alhamdulillah, usiaku beranjak ke angka dua puluh tiga pagi ini. Dua puluh tiga tahun sudah perjalanan hidupku. Tiap kali bertambah usia, renungan demi renungan aku lakukan. Tahun ini, aku terima semua yang terjadi dalam hidupku, tanpa perlu kecewa ketika menghadapi kenyataan bahwa keinginanku masih belum Kau penuhi. Ya Rabb terima kasih, aku diberi kesempatan untuk memperbaiki diriku dan menangkap hikmah dari semua kejadian.

Samarinda, 16 Juni 2009
~sahira~

Read More......

Bunda, Aku BAHAGIA…..!!!


Selasa,10/03/09..

Seperti biasa, aku harus keluar rumah pagi sekali...Tapi hari ini aku agak terlambat....Segera aku menyusuri jalan raya menuju tempat aku bekerja.....Maksud hati ingin melaju kencang tapi apa daya jalan Samarinda pagi itu sudah mulai padat jadi aku ga bisa ngebut dengan kharismaku..... Sampai di tujuan, segera aku parkirkan kharisma kesayanganku.... Perjuangan belum berakhir karena kelasku di lantai 3 jadi aku masih harus menaiki cukup banyak anak tangga (lumayan sambil olahraga pagi..hehe..)

Di depan kelas, aku disambut oleh murid-muridku (ternyata aku tetap teerrllaammbbaatt)... ”Bunda, kok baru datang?”Mereka dengan serempak bertanya padaku...Aku hanya bisa menjawab dengan senyuman (entah bagaimana senyumku saat itu, yang jelas I’m so ashamed..). Di tempat aku mengajar, semua guru biasa dipanggil dengan sapaan “bunda”. Sapaan yang mulia sekali bagiku.... Aku bisa lebih dekat dengan mereka, tidak hanya sekedar hubungan guru & murid tapi lebih dari itu, guru adalah “bunda” mereka....

“Oke..yuk kita mulai belajar ya, semua masuk ke kelas” (aku berusaha tetap santai, jaim dikit donk di depan murid ^_^)...Begitulah seperti biasa aku mulai mengajar...satu setengah jam kemudian, selesai juga jam pertama aku mengajar...Aku lihat jam dinding, pukul 09.45..”Wah, masih banyak nih waktu kosongku” (pukul 15.00 baru aku ada jam mengajar lagi)...Mumpung nganggur, segera aku sambar kursi & duduk di depan komputer untuk “nyicil” pekerjaanku bulan ini...

Saat pukul 14.45 segera aku persiapkan kelas & menunggu murid-muridku datang...Aku ga mau seperti kejadian tadi pagi, justru aku yang disambut oleh murid-muridku (hehe..memalukan..)Tak lama, mereka datang, muridku sore ini hanya 4 orang, mereka semua kelas 2 SD..”Ayo, siapa yang mau pimpin doa?” tanyaku pada mereka..”saya bunda” jawab salah seorang dari mereka, sebut saja namanya Vy..”Silahkan Vy, kamu pimpin teman-teman berdoa” kataku.”Oke friend, before we study lets pray together, start..” kata Vy dengan sangat bersemangat (kami berdoa sejenak). “Finish..” kata Vy dengan tetap bersemangat...
Begitulah mereka di didik agar selalu berdoa dalam semua aktivitas yang dilakukan..”Sore ini..kita belajar tentang peran & kedudukan anggota keluarga” kataku memulai pelajaran…bla… bla… bla… bla…panjang lebar aku menjelaskan materi pelajaran pada mereka sambil sesekali bercanda..suasana yang selalu aku nikmati setiap kali mengajar..

”Bunda..”Vy memanggilku sambil menarikku keluar kelas saat teman-temannya yang lain sedang sibuk "nge-games" di depan komputer..”Bunda, tadi bunda bilang setiap keluarga selalu ingin bahagia” kata Vy lalu terdiam..”Iya sayang, terus?” Aku coba bertanya agar Vy mau lebih lanjut berbicara..Aku rubah posisi badanku agar bisa lebih dekat & bisa melihat langsung tatapan matanya..Ada butiran air mata yang coba dia tahan..”Bunda, aku bahagia…!!!” katanya sambil memelukku erat & terisak karena sudah tak mampu membendung air matanya..”Bahagia karena apa sayang?”…Aku bertanya lagi karena aku masih bingung mengapa Vy tiba-tiba menangis…”Vy bahagia karena Vy masih punya papa, masih punya mama walaupun papa & mama udah ga sama-sama lagi. Masih banyak kan bunda, teman-teman Vy yang udah ga punya siapa-siapa?” Aku jawab pertanyaannya dengan senyum & anggukan. “Vy tetap bahagia bunda walau orangtua Vy ga seperti orangtua teman-teman yang lain. Apapun yang terjadi, Vy akan tetap bahagia bunda…”katanya sambil berusaha mengatur nafasnya…Terkejut aku mendengar kalimat seperti itu keluar dari mulut mungil seorang anak berusia 7 tahun..”Vy sabar ya sayang..”(Tak terasa pipiku pun basah oleh air mata) “Bunda tau, Vy anak yang kuat..Vy harus buktikan ke papa & mama kalau Vy bisa jadi anak yang sholehah, anak yang baik & anak yang pintar…Oke Vy?” kataku sambil tersenyum untuk menguatkannya…” Vy juga tersenyum sambil mengangguk”…”Air matanya dihapus ya sayang…Yuk, kita ke kelas, teman-teman sudah lama menunggu kita….”

Setelah dialog singkat dengan Vy tadi, aku termenung…Subhanallah….Tak ada kata lain selain pujian untukMu…Ya Allah, hari ini lagi-lagi Kau perlihatkan kebesaranMu padaku…Kau perlihatkan padaku bagaimana seorang anak tetap tegar & bahagia menghadapi ujian hidupnya…Ujian yang sangat berat untuk anak seusianya…Vy bersyukur ketika bahagia & Vy bersabar ketika sedih agar bisa tetap bahagia..Kali ini, aku yang menjadi seorang murid…Kali ini aku yang belajar…Belajar dari seorang gadis kecil untuk memahami arti bahagia dalam hidup…Ya Allah, aku sadar ini caraMu untuk menegurku…

Untuk Vy & semua murid bunda…Terima kasih ya sayang, tanpa kalian sadari, kalian yang sudah banyak mengajari bunda….Love you all…

By : 5@H!RA

Read More......