Kamis, 31 Desember 2009

Sebuah Cerita Tentang Kasih Sayang



Berikut ada kisah menarik dari tulisan George W Burns (psikoterapist) yang saya forward dan mudah2an bisa jadi perenungan dan pencerahan bagi kita semua

Pada suatu ketika, ada sebuah pulau yang dihuni oleh semua sifat manusia. Ini berlangsung lama sebelum mereka menghuni tubuh manusia, dan lama sekali sebelum kita mengotak-ngotakkannya kedalam istilah baik atau buruk. Pokoknya mereka ada, dengan ciri-cirinya sendiri.

Bahkan sifat-sifat tersebut berdiri sendiri sebagaimana manusia.
Mungkin itu sebabnya pada akhirnya mereka bersatu.
Dipulau tersebut hiduplah Optimisme, Pesimisme, Pengetahuan, Kemakmuran, Kesombongan, dan Kasih Sayang.

Sudah barang tentu sifat-sifat yang lain hidup disana juga. Pada suatu hari dimaklumatkan bahwa pulau tersebut pelan-pelan tenggelam. Ketika sifat-sifat tersebut mendengar berita ini, mereka dilanda kepanikan.
Mereka berlarian kesana kemari seperti semut yang rumahnya diinjak sampai hancur.

Setelah beberapa saat mereka mulai tenang dan merencanakan tindakan positif.
Karena hidup di pulau, kebanyakan dari mereka punya perahu, jadi mereka semua memperbaiki perahu mereka dan mengatur pemberangkatan dari pulau.

Kasih Sayang belum siap. Dia tidak memiliki perahu sendiri. Mungkin dia telah meminjamkannya kepada seseorang bertahun-tahun yang lalu.
Dia menunda keberangkatannya hingga saat-saat terakhir agar dia bisa membantu orang lain bersiap-siap. Pada akhirnya Kasih Sayang memutuskan bahwa dia harus meminta bantuan.

Kemakmuran baru saja berangkat dari dermaga didepan rumahnya yang besar.
Perahunya besar sekali, lengkap dengan semua teknologi paling mutakhir dan perangkat navigasi. Jika bepergian dengannya sudah pasti perjalanan mereka akan menyenangkan.
"Kemakmuran," panggil Kasih Sayang, "bolehlah aku ikut bersamamu?"
"Tidak bisa," jawab Kemakmuran. "Perahuku sudah penuh.
Berhari-hari kuhabiskan untuk memenuhinya dengan seluruh emas dan perak milikku.
Bahkan hanya tersisa sedikit ruang untuk perabotan antik dan koleksi seni. Tidak ada ruang untukmu disini."

Kasih Sayang memutuskan untuk minta tolong kepada Kesombongan yang sedang lewat didepannya menaiki perahu yang unik dan indah.

"Kesombongan, sudikah engkau menolongku?"
"Maaf, " kata kesombongan. "Aku tidak bisa menolongmu.
Tidakkah kau lihat sendiri? Kamu basah kuyup dan kotor. Coba bayangkan, betapa kotornya dek perahuku yang mengilat ini nanti jika kamu naik."

Lalu Kasih Sayang melihat Pesimisme yang sedang berusaha sekuat tenaga mendorong perahunya ke air.
Kasih Sayang meletakkan tangannya ke buritan kapal dan membantu Pesimisme mendorong perahunya.

Pesimisme mengeluh terus menerus. Perahunya terlalu berat, pasirnya terlalu lembut, dan airnya terlalu dingin. Sungguh hari yang tidak tepat untuk melaut.

Peringatan yang diberikan mendadak sekali, dan pulau ini tidak seharusnya tenggelam.
Mengapa semua kesialan ini terjadi padanya? Mungkin dia bukan teman seperjalanan yang menyenangkan.

Situasi Kasih Sayang sudah sangat kepepet.
"Pesimisme, bolehkah aku menumpang perahumu?"
"Oh, Kasih Sayang, engkau terlalu baik untuk berlayar denganku. Sikapmu yang penuh perhatian bahkan menjadikanku merasa lebih bersalah dan tidak keruan.

Bayangkan, seandainya ada ombak besar yang menghantam perahu kita dan engkau tenggelam. Bagaimana menurutmu perasaanku jika itu terjadi? Tidak, aku tidak bisa mengajakmu."

Salah satu perahu yang dilihat terakhir kali meninggalkan pulau adalah Optimisme. Dia tidak percaya dengan segala omong kosong tentang bencana dan hal-hal buruk, yaitu bahwa pulau ini akan tenggelam. Seseorang akan mampu berbuat sesuatu dan sebelum pulau ini benar-benar tenggelam.

Kasih Sayang berteriak memanggilnya, tetapi Optimisme terlalu sibuk menatap kedepan dan memikirkan tujuan berikutnya sehingga dia tidak mendengar.

Kasih Sayang berteriak memanggilnya sekali lagi, tetapi bagi Optimisme tidak ada istilah menoleh kebelakang. Dia sudah meninggalkan masa lalu dibelakang, dan berlayar menuju masa depan.

Pada saat Kasih Sayang sudah nyaris putus asa, dia mendengar sebuah suara, "Ayo, naiklah keperahuku."
Kasih Sayang merasa begitu lelah dan letih sehingga dia meringkuk diatas perahu dan langsung tertidur.

Dia tertidur sepanjang perjalanan sampai nakhkoda kapal mengumumkan bahwa mereka telah sampai ditanah kering dan dia bisa turun.
Dia begitu berterimakasih dan gembira karena perjalanannya berjalan aman sehingga dia berterimakasih kepada sang nakhoda dengan hangat, kemudian meloncat kepantai.

Dia melambaikan tangannya ketika pelaut itu meneruskan perjalanannya. Baru pada saat itulah dia sadar kalau lupa menanyakan nama nakhoda itu.

Ketika dipantai dia bertemu dengan Pengetahuan dan bertanya,"Siapa tadi yang menolongku?"

"Itu tadi Waktu"jawab Pengetahuan.

"Waktu?" tanya Kasih Sayang,
"Mengapa hanya Waktu yang mau menolongku ketika semua orang tidak mau mengulurkan tangan?"

Pengetahuan tersenyum dan menjawab,"Sebab hanya Waktu yang mampu mengerti betapa hebatnya Kasih Sayang."

taken from http://www.lautanindonesia.com

Read More......

Rabu, 30 Desember 2009

Mawar


Seorang wanita sholehah bagaikan mawar yang mewakili cinta...
Mawar yang indah, wangi, penuh pesona...
Mawar yang Allah ciptakan lengkap dengan duri...
Untuk menjaga kesuciannya sehingga tak semua orang bisa memetiknya...
Ia selalu berusaha menjadi bunga terbaik dan terindah di kebun cintaNya...
~sahira~

Read More......

Orang Tua


Wahai anak, kini sudah saatnya kau yang menjadi orang tua untuk kedua orang tuamu...
Memanjakan dan merawat mereka dengan kasih sayang...

Ya Allah ya Rabbana...Kini senja membersamai langit usia mereka...
Renta membayangi tubuh mereka...

Aku mohon, bantu aku untuk selalu membahagiakan mereka...
Karena aku tak bisa berbuat apa-apa tanpaMu...

Cintai mereka dengan caraMu...
Maafkan khilafnya...

Jadikan kami anak-anak yang tau balas budi...
Anak-anak yang mampu menjadi amal jariyah bagi keduanya...Amin...

Sesaat setelah memandang wajah bapak dan mama dalam tidur pulasnya
~sahira~

Read More......

Rindu Sang Hujan


Hujan...
Turunmu melerai sepi
Panjang merintik dengan cinta...

Hujan..
Megah dengan kabut
Merona dengan dingin...

Hujan membawaku pada indah pelangi...
Hujan membawakanku angin sejuk untuk beristirahat dari penat...

Airnya yang berlimpah, dinginnya yang menyejukkan, dan kesegarannya yang menyenangkan, membawaku pada suasana yang benar-benar berbeda...

Berbeda saat aku merasa panas dan merindukan kesejukkan yang menyegarkan...
Karenanya aku selalu rindu sang hujan...

Biar hujan yang menuntun langkah kaki...
Menggapai asa hingga mampu mengurai cerita cinta tentangNya...

Biar hujan yang menuntun langkahmu menjemputku
Untukmu yang masih dalam tanda tanya ^_^
~sahira~

Read More......

Kamis, 17 Desember 2009

Meneliti Perjalanan Hati


Coba susuri kembali perjalanan kita, apa yang sudah kita tinggalkan...
Susuri setiap inci jalan yang kita lalui...
Adakah jejak indah itu sudah kita torehkan?

Orang-orang yang berjalan di jalan Allah selalu mampu bangkit saat kondisi sulit...
Ia yang terus berlari walau dalam perjalanannya banyak duri yang siap melukai diri...
Ia yang tak menyerah saat harus merasa kalah...
Karena baginya kalah adalah waktu untuk mengais hikmah..
Sahabat, mari kembali meneliti perjalanan hati...
Benarkah kita orang-orang yang berjalan di jalanNya?

Segala sesuatu di dunia ini pasti berawal dan pasti berakhir...
Jangan akhiri perjalanan...
Hingga Allah lah yang menghendaki kaki kita berhenti melangkah...
Yaa berhenti melangkah di pintu syurgaNya...

Untuk seorang sahabat di Kalimantan Barat
~sahira~

Read More......

Selasa, 08 Desember 2009

Bekerja Untuk DienNya


Ukhty, bukan da'wah namanya kalau tidak ada rintangnnya,
sekecil apapun rintangannya, pasti ada yang harus dikorbankan...

Allah akan melihat siapa yang bersungguh-sungguh,
diantara yang bersungguh-sungguh itu Allah akan melihat siapa yang rela berkorban,
diantara yang rela berkorban itu Allah akan melihat siapa yang istiqomah,
dan diantara yang istiqomah itu Allah akan melihat siapa yang hatinya ikhlas...

Tugas kita hanyalah kerja, kerja dan kerja...
yaa bekerja untuk DienNya...
~sahira~

Read More......

Tak Selamanya


Samarinda, 6 Desember 2009

Tak selamanya bintang dan bulan beriringan menghiasi malam...
Begitu juga kita, tak selamanya berjalan beriringan menghiasi bumi...
Hari ini waktu yang tepat untuk berpisah...

Kakakku, Selamat berjuang...
Bumi Allah yang lain menanti kerja-kerja da'wahmu...
Walau kelak raga ini tak bersua, saling mengingat dalam doa...
I Always love u coz Allah *_*

Kesendirian bukanlah sebuah keinginan tapi sebuah keadaan yang terkadang memang harus dijalani...
Perpisahan ini tak pernah indah untuk kurasa...

Sesaat setelah berpisah dengan kakakku...
~sahira~

Read More......

Jumat, 04 Desember 2009

Pilihan


Wahai diri...
Allah memberimu ujian justru pada titik terlemah...
Itu semua agar kau cukup kuat mengatasi kelemahanmu...

Jalan hidupmu adalah sebuah pilihan...
Terkadang keinginan akan suatu pilihan hidup tak berdamai dengan kesiapan untuk menjalaninya...
Karena itu, setiap pilihan hidup butuh pengetahuan...

Duhai pemilik nafasku...
Ini aku datang lagi...
Bersimpuh dihadapanMu...
Datang dan memohon dengan sangat...
Teguhkan pilihan hidupku ini...
Tangguhkan aku dijalanMu...
~sahira~

Read More......