Senin, 22 Februari 2010

Saat Aku Pulang


Saat aku pulang..
Saat aku memasuki rumah..

Aku masih bisa memandang wajah kedua orang tuaku..
Aku masih bisa berada dalam dekapan keduanya..
Senyum, tawa, dan tangis mereka masih sangat nyata di hadapanku..

Masih ada suara yang memanggilku "nak.."
Yaa..Panggilan itu selalu indah untuk ku dengar..

Masih ada tubuh yang siap mendekapku saat aku ingin bergelayut manja..
Masih ada tangan yang bisa aku cium setiap kali aku akan keluar rumah..
Masih ada lantunan doa untukku yang keluar dari bibir keduanya..

Duhai Allah..
Terima kasih untuk nikmat yang Kau beri ini..
Nikmat yang masih Kau perkenankan untuk aku rasakan..

Sementara di luar sana..
Ada orang lain yang tak tau kemana harus pulang..
Saat ia rindu, ia tak tau kemana harus membawa rasa rindunya..

Wajah orang tuanya hanya bisa hadir dalam bayang-bayang..
Tak ada lagi lantunan doa untuknya, yang ada justu ia berdoa untuk orang tuanya..
Kedua orang tuanya tak lagi disisinya, tapi disisiMu..

Duhai Allah..
Aku tak pernah tau sampai kapan aku masih bisa bersama kedua orang tuaku..
Karena itu bantu aku untuk bisa membahagiakan keduanya..
Bantu aku, karena aku tak bisa berbuat apa-apa tanpaMu..

Aku tau, akan ada saatnya aku tak lagi melihat keduanya di rumah..
Akan ada saatnya aku harus sendiri tanpa mereka..
Akan ada saatnya rindu ini tak lagi bertuan..

Duhai Allah..
Perpisahanku dengan kedua orang tuaku itu pasti adanya..
Entahlah..
Aku atau keduanya yang akan pergi lebih dulu menghadapMu..
Duhai Allah..
Sebelum perpisahan itu benar-benar tiba..
Bantu aku untuk bisa jadi anak yang sholehah..
Anak yang bisa menjadi amal jariyah bagi keduanya..

Kutulis untuk kedua orang tuaku..
Maaf jika anakmu ini belum sepenuhnya bisa menggapai cita seperti inginmu..
Cita yang aku pun tak tau kapan akan tergenapkan..

Rumah, 21 Februari 2010
Your little daughter
~sahira~

Read More......

*_* Oh Mawar *_*


Sedih melihat bunga-bunga mawar itu perlahan tapi pasti menjadikan dirinya tidak lagi istimewa dengan durinya..

Durinya tumpul hingga mudah sekali untuk disentuh siapapun yang ingin singgah melihatnya..

Yaa orang tersebut hanya singgah, tak berniat untuk memetiknya..

Yaa hanya ingin menikmati indahnya mawar tanpa merasa perlu untuk memetiknya..

Orang tersebut tidak bisa dipersalahkan sepenuhnya karena sang mawar pun ternyata senang saat ada yang mengagumi keindahannya dan perlahan menumpulkan durinya..

Ya Rabb, lindungi kebun hati kami..
Agar mawar-mawar itu bisa mekar pada saatnya dan tidak layu sebelum berkembang..

Rumah, 18 Februari 2010
Bersama mirisnya hati
~sahira~

Read More......

Dari Sahabat Untuk Sahabat


Sahabat ibarat bintang yang memberi cahaya lain saat gelap..
Ibarat angin yang menyejukkan, terus berhembus walau tanpa terlihat..
Ibarat pelangi yang indah karena perbedaan warna-warnanya..
Maka bagimu, ia adalah bintang, angin dan pelangi itu..

Namun saat cahaya bintang itu tertutup awan gelap..
Saat hembusan angin serasa menampar wajah..
Saat warna indah pelangi sedang tak menampakkan dirinya..
Saat langkah kakinya pergi menjauh darimu..
Dan kau pun bertanya "wahai bintang, angin, dan pelangi ada apa ini?"..
Namun mereka hanya membisu..

Wahai sahabat, tetaplah disini..
Menunggunya dan berharap masih ada senyum untukmu..

Wajah muram yang ia tunjukkan padamu, balaslah dengan senyum terindahmu..
Jika kau sudah berikhtiar memperbaiki semuanya bahkan rintik-rintik airmata itu menghiasi matamu..
Sahabat, yakinlah Allah sudah menghitung tiap tetes airmatamu..

Ingat ia dalam bait doamu..
Bayangkan wajahnya..
Ikhlaskan semua khilafnya..
Biar Allah yang menunjukkan kuasaNya membolak-balikkan hati yang angkara menjadi hati yang di penuhi cinta..

Rumah, 15 Februari 2010
Dari sahabat untuk sahabat..
)l(sahira)l(

Read More......

Da'wah Tidak Dapat Dipikul Orang Manja


Wahai Saudaraku yang dikasihi Allah

Perjalanan da’wah yang kita lalui ini bukanlah perjalanan yang banyak ditaburi kegemerlapan dan kesenangan. Ia merupakan perjalanan panjang yang penuh tantangan dan rintangan berat.

Telah banyak sejarah orang-orang terdahulu sebelum kita yang merasakan manis getirnya perjalanan da’wah ini. Ada yang disiksa, ada pula yang harus berpisah kaum kerabatnya. Ada pula yang diusir dari kampung halamannya. Dan sederetan kisah perjuangan lainnya yang telah mengukir bukti dari pengorbanannya dalam jalan da’wah ini. Mereka telah merasakan dan sekaligus membuktikan cinta dan kesetiaan terhadap da’wah.

Pengorbanan yang telah mereka berikan dalam perjalanan da’wah ini menjadi suri teladan bagi kita sekalian. Karena kontribusi yang telah mereka sumbangkan untuk da’wah ini tumbuh bersemi. Dan, kita pun dapat memanen hasilnya dengan gemilang. Kawasan Islam telah tersebar ke seluruh pelosok dunia. Umat Islam telah mengalami populasi dalam jumlah besar. Semua itu karunia yang Allah swt. berikan melalui kesungguhan dan kesetiaan para pendahulu da’wah ini. Semoga Allah meridhai mereka.

Hanya kesetiaanlah yang dapat mengokohkan perjalanan da’wah ini. Kesetiaan yang menjadikan pemiliknya sabar dalam menghadapi cobaan dan ujian. Menjadikan mereka optimis menghadapi kesulitan dan siap berkorban untuk meraih kesuksesan. Kesetiaan yang menghantarkan jiwa-jiwa patriotik untuk berada pada barisan terdepan dalam perjuangan ini. Kesetiaan yang membuat pelakunya berbahagia dan sangat menikmati beban hidupnya. Setia dalam kesempitan dan kesukaran. Demikian pula setia dalam kelapangan dan kemudahan.

Saudaraku seperjuangan yang dikasihi Allah

Sebaliknya orang-orang yang rentan jiwanya dalam perjuangan ini tidak akan dapat bertahan lama. Mereka mengeluh atas beratnya perjalanan yang mereka tempuh. Mereka pun menolak untuk menunaikannya dengan berbagai macam alasan agar mereka diizinkan untuk tidak ikut. Mereka pun berat hati berada dalam perjuangan ini dan akhirnya berguguran satu per satu sebelum mereka sampai pada tujuan perjuangan.

Penyakit telah menyerang mental mereka yang rapuh sehingga mereka tidak dapat menerima kenyataan pahit sebagai resiko dan sunnah dalam da’wah ini. Malah mereka menggugatnya lantaran anggapan mereka bahwa perjuangan da’wah tidaklah harus mengalami kesulitan.

Wahai saudaraku seiman dan seperjuangan

Aktivis da’wah sangat menyakini bahwa kesabaran yang ada pada dirinyalah yang membuat mereka kuat menghadapi berbagai rintangan da’wah. Bila dibandingkan apa yang kita lakukan serta yang kita dapatkan sebagai risiko perjuangan di hari ini dengan keadaan orang-orang terdahulu dalam perjalanan da’wah ini, belumlah seberapa. Pengorbanan kita di hari ini masih sebatas pengorbanan waktu untuk da’wah. Pengorbanan tenaga dalam amal khairiyah untuk kepentingan da’wah. Pengorbanan sebagian kecil dari harta kita yang banyak. Dan bentuk pengorbanan kecil lainnya yang telah kita lakukan.

Coba lihatlah pengorbanan orang-orang terdahulu, ada yang disisir dengan sisir besi, ada yang digergaji, ada yang diikat dengan empat ekor kuda yang berlawanan arah, lalu kuda itu dipukul untuk lari sekencang-kencangnya hingga robeklah orang itu. Ada pula yang dibakar dengan tungku yang berisi minyak panas. Mereka dapat menerima resiko karena kesabaran yang ada pada dirinya.
Kesabaran adalah kuda-kuda pertahanan orang-orang beriman dalam meniti perjalanan ini. Bekal kesabaran mereka tidak pernah berkurang sedikit pun karena keikhlasan dan kesetiaan mereka pada Allah swt.

Dan berapa banyak nabi yang berperang bersama-sama mereka sejumlah besar dari pengikut (nya) yang bertakwa. Mereka tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa mereka di jalan Allah, dan tidak lesu dan tidak (pula) menyerah (kepada musuh). Allah menyukai orang-orang yang sabar. (Ali Imran: 146)

Bila kita memandang kehidupan generasi pilihan, kita akan temukan kisah-kisah brilian yang telah menyuburkan da’wah ini. Muncullah pertanyaan besar yang harus kita tujukan pada diri kita saat ini. Apakah kita dapat menyemai da’wah ini menjadi subur dengan perjuangan yang kita lakukan sekarang ini ataukah kita akan menjadi generasi yang hilang dalam sejarah da’wah ini.

Maju terus dan tetap bertahan atau……Waktu akan menggilas setiap jiwa yang malas, loyo, suka mengeluh, pasif, cepat menyerah dan Akhirnya …TERSINGKIR

Ingat, da’wah ini tidak akan pernah dapat dipikul oleh orang-orang yang manja. Militansi aktivis da’wah merupakan kendaraan yang akan menghantarkan kepada kesuksesan. Semoga Allah menghimpun kita dalam kebaikan. Wallahu’alam.

Sumber : DH Al Yusni (www.dakwatuna.com » » Da’wah Tidak Dapat Dipikul Orang Manja.htm)

-----------^______^-----------------------^_______^---------------------------

Memang kekecewaan adalah makanan da’wah...
Tapi makanan ini tidak bergizi, jangan biasakan memakannya...
Percayalah, kita takkan sanggup kecewa selama 24 jam terus menerus...

Tetaplah optimis mengerjakan agenda-agenda da’wah...
Kesulitan itu hanya sementara...
Kesulitan datang untuk pergi...

Janganlah kehilangan antusiasme dan semangat kita, karena itulah pegangan yang kokoh...
Semangat adalah milik kita yang hakiki...
Bukankah semangat adalah ruh dan jiwa kita...

Ikhwah fillah di bumi Allah...
Wahai yang berada di jalan da’wah...
Lelah bukan berarti kalah...
Walau kalah itu melelahkan...
Jangan kalah dengan lelah...
Allah memberi masalah agar kita terus bermujahadah...
HAMASAH !!!

Kota Tepian, 14 Februari 2010
Yang tertatih dan berusaha ikhlas di jalanNya
)l(sahira)l(

Read More......

Kamis, 11 Februari 2010

Rindu Menyapa Ruang Hati


Entahlah…
Aku tujukan untuk siapa bait-bait kata ini…
Aku alamatkan pada siapa rangkaian huruf ini…

Biarlah…
Aku hanya ingin menulis tentangnya…
Untuknya, yang masih dalam tanya…
__________^___^___________________^____^__________________

Rindu singgah menyapa ruang hati...
Satu ruang kosong, belum terisi…
Percik rindu merayu hati…
Menggoda jiwa berharap kau disisi…

Aku jaga ruang hati agar tidak kotor karena debu-debu maksiat…
Agar suatu saat nyaman di tempati olehmu, orang yang tepat…
Aku tak ingin ruang itu di masuki oleh penghuni yang salah alamat…
Karenanya pintu ruang hati itu ku kunci rapat…

Aku tak ingin di dalam ruang hati ada orang lain yang terjebak…
Aku tak ingin ruang hati itu diisi oleh ia yang tak berhak…

Sementara jauh di luar ruang hati, angin tersedu, menangis pilu…
Menemaniku, yang terkurung di penjara sang waktu…
Biar ku renda hari bersama rindu…
Sembari menunggumu di batas waktu…

Wahai, kau…
Yang merampas segenap perhatian
Sampai kapan namamu menjadi tebakan
Sampai kapan tulisan ini tak bertuan
Mungkinkah, dalam gerimis hati, ku temukan jawaban?
Seperti tanah tandus yang rindukan hujan

Ku tunggu kabarmu yang masih diam
Menjawab semua rasa yang terpendam

Rumah, 10 Februari 2010
~sahira~

NB : Tulisan ini terinspirasi dan disadur dari catatan hati seorang Annisa...Dan aku yakin, di setiap jengkal bumi Allah pasti banyak Annisa yang lain...Yang ruang hatinya senantiasa di sapa rindu...

Untukmu wahai ukhty, wahai Annisa...

Sambil menunggu berakhirnya masa penantian ini, lebih baik kita menyibukkan diri untuk terus melejitkan kesholehan, memantabkan fikroh, memaksimalkan kontribusi da'wah dan menabung amal kebaikan...

Tentunya seiring semakin terisi kualitas diri, ruhiyah dan fikroh insyaAllah masa penantian itu akan terasa lebih indah dan pada saatnya Allah akan memberikan kado terindah itu untuk kita ^_^

Read More......

Minggu, 07 Februari 2010

Mengeja Skenario CintaMu



Warning!!! Bacanya ampe selesai ya…Anda tidak akan mendapat hikmah dari tulisan ini jika tak membacanya hingga huruf terakhir ^_^ yuks, lanjuttttttt…

Kota Tepian, 30 Januari 2010

Pagi itu langit Samarinda indah sekali, cuacanya sejuk…Namun cuaca di luar sana tak sama dengan cuaca di langit hatiku…Yaa, aku mulai lelah…Mulai jenuh…Ah sudahlah tak ingin aku tuliskan disini mengapa aku lelah…Jenuh… >_<

Dan seperti biasa, aku selalu “menjenguk kata” untuk meluapkan cintaku…Dan jadilah aku menulis sebuah tulisan, judulnya “Karena Allah, Aku Kuat”…Bagi yang belum sempat baca, semoga berkenan membacanya…. ^_^ Yaa berusaha menemukan inspirasi meski saat aku lelah dalam da’wah…Sekedar berikhtiar mengingatkan diri dan sahabat yang lain…Hingga aku mulai merasa lebih baik ketimbang beberapa hari kemarin…Dan begitulah, aku selalu mencoba membangkitkan lagi semangat juangku…

Aku selalu publikasikan tulisan-tulisanku di blog pribadiku, di note facebook (selanjutnya akan disingkat FB), dan beberapa juga aku publish di sebuah majalah digital…Termasuk tulisanku “Karena Allah, Aku Kuat” pun aku publikasikan lewat media-media itu…

Ternyata tulisan itu pula yang menjadi awal perjalananku memaknai sebuah kata “ikhlas”….hmmm….Lanjut ya bacanya…. ^_^

Masih di hari yang sama, namun sang raja siang sudah tak lagi malu-malu menampakkan dirinya…Yaa sudah sangat siang…Hari yang terik…Aku online-kan lagi akun FB ku, ternyata komentar demi komentar masuk dan mulai memenuhi notifikasi FBku untuk tulisan itu…hingga satu orang sahabatku, Tiny Bear (lucu juga ya namanya, jadi inget beruang, untuk yang punya nama, maap ya…becanda doang ukhty wkwkwk :p), ia ikut memenuhi notifikasi FB meski ia tak berkomentar, sekedar nangkringin jempol imutnya (cuman nge-like doang) hehehe…

Tak lama masuk lagi sebuah usulan teman darinya…Ia usulkan aku untuk berteman dengan seseorang, sebut saja namanya Bunda Fulan…Begitu aku lihat profil bunda, ”wah penulis…senengnya kalo bisa temenan dengan penulis” gumamku dalam hati…tanpa pikir panjang, aku add saja…

Meski aku belum di konfirmasi sebagai teman di FB beliau, aku masih bisa membaca kiriman-kiriman yang ada di wall FB bunda…Terus aku baca tulisan-tulisan beliau hingga aku menemukan satu nama di FB bunda, yaa aku dapat nama Fulan…Fulan itu anak bunda Fulan (jiaaahhhh kok kata-kataku jadi ribet gini ya, hehehehe tak apalah ribet dikit, hanya ingin menjaga privasi mereka ^_^)

Ternyata Fulan juga hobi menulis, ia suka berpuisi…Yaa aku tau itu dari status-statusnya yang puitis…Makin tertarik aku untuk berteman dengan mereka berdua (Fulan dan Bunda Fulan)…

Beberapa menit kemudian secara tidak sengaja aku membaca note yang baru saja di publish Fulan, awalnya aku hanya baca sekilas notenya…Tapi lama-lama, aku perhatikan…”Wadow, ini kan tulisanku” gumamku dalam hati…aku ulang membaca note itu, ku baca huruf demi huruf…kata per kata, bahkan titik komanya pun aku lihat…”oalah bener dah…ini tulisanku…” kataku terkejut, mataku terbelalak dan mulutku manyun >_< Aku seperti orang yang kebakaran jenggot (lebay dah niy…mana ada akhwat yang berjenggot….hehehehe)…Yaaa Fulan tak menuliskan namaku di akhir tulisan sebagai nama penulisnya…

“Ah, mungkin dia lupa menuliskan namaku, mungkin waktu dia CoPas, namaku tertinggal jadi dia ga sengaja melakukannya” gumamku dalam hati mencoba untuk tetap berprasangka baik…Lalu aku konfirmasi hal ini pada Fulan, aku kirim pesan ke inbox FBnya…

“Salam kenal....Fulan yang saya hormati....maaf sebelumnya, sekedar bertanya dan konfirmasi...note yang anda publish di FB (judulnya **************)....itu karya saya....saya mohon jika anda mempublikasikan, untuk tetap menuliskan itu karya siapa....anda mengcopy tulisan saya dari www.********.com???maaf...mohon untuk dikonfirmasi....” begitu isi pesan yang aku kirim ke inbox FBnya…lalu ia jawab “kelupaan nona, entar aku ganti mau tak links kesana hehehehe…. saya minta maaf atas kesalahan ini. terima kasih perhatiannya sudah aku delete… saya sangat mengena sekali setelah baca itu. aku ambil baru aja nongol, belum saya selesai tulis. eh ....salah deh banyak kurangnya…saya suka itu…puisi mba….silahkan…. maaf sekali lagi” Begitu kata Fulan…

Ternyata benar dugaanku, dia hanya lupa mencantumkan namaku karena dia mungkin terburu-buru…Tapi aku sempat bingung juga, kenapa harus dia delete note itu, kan cukup dengan mengedit note itu dan mencantumkan namaku…Ah, sudahlah, aku ga mau ambil pusing memikirkan itu…

Aku lanjutkan aktivitasku menjelajahi FB, menyapa sahabat2ku…Sahabat yang aku temui karena si “maya”…Hebat yaa si maya, karena dia aku bisa punya sahabat…Meski terpisah jarak dan waktu, mereka tetap terasa dekat…Salut…Salut buat si “maya”…Yang namanya maya jangan GR yow…. Hehehe ^_^

Cukup lama aku silaturahim dengan sahabat2 mayaku, lalu tiba2 aku teringat sesuatu…”kok Fulan belum konfirmasi permintaan pertemananku ya???tadi dia balas pesan inbox ku brarti dia online kan??ah mungkin dia ga nyadar kalo aku add dia” begitu fikirku sambil membuka lagi profil FB Fulan…

Aku baca status FB Fulan yang terbaru…”Permohonan maaf kepada seluruh teman, saya delete catatan hatiku.. tentang puisi **************... ada kesalahan mohon maaf..”begitu isi status Fulan, dengan cepat status itu mendapat respon dari teman2nya (maklum temannya ribuan, jadi dalam hitungan menit sudah banyak yang komentar), salah satu komentar, ada yang bertanya “knapa kok dihapus? lalu di jawab oleh Fulan “kurang bagus”…lantas ada temannya yang lain berkomentar ”kata siapa?bagus kok…” Lalu di jawab lagi oleh Fulan “mau di publikasikan di majalah dulu”… (status Fulan saya kutip, saya copy langsung dari wall FBnya…

Lagi-lagi aku terkejut membaca status dan komentar2 yang ada di FB Fulan…MasyaAllah, Fulan tidak jujur dengan teman2nya…Ia tidak menjelaskan pada teman2nya dimana letak kesalahan note itu…Ia masih mengakui bahwa note itu karyanya…Padahal denganku, ia berkata hal yang berbeda…Ia bilang puisi itu bagus…

Aku coba hubungi Tiny Bear, karena hanya dia teman FBku yang berteman dengan Fulan… Aku ceritakan kronologis peristiwanya pada Tiny Bear…Aku minta tolong padanya untuk berkomentar di status Fulan dan mengkonfirmasi hal ini pada teman-teman FB Fulan…Tiny Bear membantu aku dengan berkomentar di status itu, yaa walau memang komentarnya tidak secara terang-terangan namun maknanya cukup tersirat dan jelas maksudnya…Dan yang membuat aku makin es mosi…emosi jiwa dengan sangat >_< adaaallllaaah komentar Tiny Bear dihapusssss…Dan karena aku tidak berteman dengan Fulan, aku tak bisa berbuat apa2 selain mengirim pesan lagi ke Fulan…

“Fulan yang baik....saya sangat menghargai bahwa Fulan mau mengakui kesalahan....tapi kenapa anda tidak mengakui tulisan saya itu sebagai karya saya???anda tulis di status FB, bahwa note itu di hapus karena ada kesalahan tapi anda tidak memperjelas apa kesalahannya bahkan anda bilang ke teman2 anda bahwa puisi saya "kurang bagus" dan akan di publikasikan di majalah dulu....sementara di inbox ini anda bilang bahwa anda suka puisi saya itu artinya puisi saya bagus menurut anda...Anda tidak mengkonfirmasi kesalahan itu sementara teman2 FB anda mengetahui bahwa itu karya anda padahal sebenarnya bukan....ini yang saya kurang bisa menerima....komentar Tiny Bear di status yang mengkonfirmasi hal itu juga anda hapus???? saya merasa tidak anda hargai...saya berharap bisa di selesaikan dengan baik2....” Begitu isi pesan yang aku kirim ke Fulan…Aku mencoba mengendalikan diri…Aku merasa harus menuntut hakku (belakangan baru aku sadar bahwa ada sesuatu yang kurang benar dengan pesanku ini, hmmm mau tau apa yang ku rasa kurang benar???makanya baca tulisan ini ampe habis yaaaaa…. ^_^)

Fulan menjawab pesanku dengan menulis status di FBnya…Dia bilang bukan dia yang menghapus komentar Tiny Bear, mungkin ada orang lain yang menghapusnya karena ada beberapa orang lain yang tau password FB Fulan…Aku ingin mempercayai perkataannya, tapi sungguh berat sekali untuk percaya padanya…Astaghfirullah…

Hari semakin sore aku coba untuk menenangkan diri…Meredam emosi yang harus hadir karena Fulan…Tak lama kemudian…HPku bernyanyi, masuk sebuah sms di HPku…”salamu’alaykum…lagi apa de?” pesan dari kakakku…Lalu aku balas pesannya “lagi BETE, lagi seebbbbeeellll tingkat tinggi…Sebel sama orang yang ade sendiri ga tau dia siapa…Makanya cuman bisa istighfar…hiks..hiks…” Tak lama, kakakku telepon…Aku tau dia pasti tidak puas dengan jawabanku yang sekenanya saja…

Aku terima teleponnya, aku ceritakan semua perasaanku (biasalah curhat euy, hehehe ^_^)…Kakak dengan sabar mendengarkan aku ngedumel…Lalu ia bilang “ade, memang begitu jika mempublikasikan tulisan di dunia maya, itu sudah resiko…Masih mending orang itu mau CoPas tulisan2 yang bermanfaat…Coba kalo dia CoPas tulisan yang ga bener…Malah lebih ga baek kan…” Begitu jawaban kakakku di ujung telepon…Aku terdiam…”iya bener juga kata2 kakakku” gumamku dalam hati…Lalu aku bilang padanya “trus, ade mesti gimana dong, masa diem aja?aku cuma menuntut hakku kan kak…” gerutuku karena membela diri…Tak lama kakak bicara lagi “ya sudah, ade buat tulisan aja lagi, ade protesnya dengan buat tulisan lagi tentang kejadian ini…ya sudah ya de, salamu’alaykum ” begitu kata kakakku sambil menutup teleponnya…

Sang raja siang mulai beranjak dari peraduannya…Sudah mulai senja…bagiku senja hari ini, senja yang kelabu….huffffttt >_<

Warning again!!! Bacanya ampe selesai ya…Anda tidak akan mendapat hikmah dari tulisan ini jika tak membacanya hingga huruf terakhir ^_^ yuks, lanjuttttttt….

Senja berganti malam…Malam yang gelap (ya iyalah malam itu gelap, gimana siy sahira *kalimat yang mungkin ada di benak pembaca tulisan ini….hehehe)…

Yaa aku masih merasa penat karena kejadian sore ini…Aku teringat pesan kakakku di telepon tadi, yaa lebih baik aku menulis…Maka jreng…jreng…jreng…Jadilah tulisanku yang berjudul “Wahai Sang Pecinta Kata”…Bagi yang belom sempat baca, silahkan di baca (hehe promosi ^_^)…

Aku coba meluapkan semua perasaan di tulisan itu…Berusaha mencari analogi yang santun namun tetap tak mengurangi makna dan maksud tulisannya…Namun jujur, aku merasa ada yang kurang benar dengan tulisanku itu…Entah, aku belum menemukan jawaban mengapa aku merasa seperti itu (yaaa lagi-lagi belakangan baru aku menyadarinya…)

Kembali aku menjelajahi FB, aku buka home page FBku…Tiba-tiba aku membaca status seorang sahabatku akhy havabe, dia menulis "semoga suatu saat, keimanan inilah yang akan menjawabnya dan bukan yang lainnya..amin" Rabb..berkahi kami atas segala sesuatu yang telah tertulis di lauhul mahfudzmu..kami mencintaiMu selalu.” Aku suka dengan statusnya, maka aku tinggalkan jempolku di status itu…

Tak lama masuk notifikasi bahwa akhy havabe berkomentar di statusnya sendiri…Aku buka notifikasi itu…Ternyata dia menulis “Jika ada suatu kebaikan maka cukuplah tersampaikan dan kembali kepada Yang Maha memberi kebaikan. Alhamdulillahirabbilalamin”…MasyaAllah…serasa di tampar wajahku membaca itu…Aku mulai menemukan jawaban mengapa aku merasa ada yang kurang benar dengan tulisanku yang judulnya “Wahai Sang Pecinta Kata”…

Aku terdiam…Aku tak bisa berkata-kata lagi…Aku hanya merasa lelah…Lelah sekali…Aku ingin istirahat…Aku matikan laptopku dan mencoba memejamkan mata…Sungguh tidurku malam itu tak bisa nyenyak…Aku masih teringat pesan yang di tulis akhy havabe di statusnya…Dan dengan perjuangan panjang, akhirnya aku terlelap juga…

Aloooo….Friends yang baca tulisan ini….jangan ikutan tidur yaa…masih ada lanjutannya niy….ayo lanjut…. ^_^

Kota Tepian, 1 Februari 2010

Usai sholat subuh, aku tilawah…mencoba menenangkan diri…menghilangkan kerisauan hati…Pagi harinya aku bermaksud menelpon seorang sahabatku, sebut saja namanya mba Yun…Yaa dia temanku di kantor dulu, meski sekarang sudah tidak bekerja di tempat yang sama, namun silaturahim kita masih sangat baik…

Aku memang buat janji dengan mba Yun, mau jalan2 berdua (romantis euy, uhuy….hehehe ^_^)…Aku telpon mba Yun, tak lama ada suara yang terdengar di seberang sana “assalamu’alaikum…” sebuah suara lembut terdengar di telingaku…lalu aku jawab “wa’alaikumussalam warahmatullah wabarakatuh…mbaaa….jadi ga kita jalan hari ini???” kataku dengan sangat bersemangat…dan di jawab oleh mba Yun “wah, maap de, mba lagi kurang sehat de, besok aja ya…semoga besok mba udah baikan…” kata mba Yun, menolak ajakanku dengan halus…

”ya deh mba, gapapa…hmmm….mbaaa, aku mau cerita…bla…bla…bla…” aku ceritakan semua gundah hatiku padanya…aku ceritakan semua kejadian yang aku alami kemarin hingga semalam aku tidur dengan tidak nyenyak, termasuk latar belakang kenapa aku tulis note “Wahai Sang Pecinta Kata” hingga rasa bersalahku yang hadir setelah baca status akhy havabe…Aku memang biasa curhat dengan mba Yun…Dia sudah seperti kakakku…

Dengan sabar mba Yun mendengarkan aku mengoceh…Saat aku terdiam, mungkin mba Yun merasa baru dapat jeda waktu untuk bisa bicara (hehehe…maklumlah klo aku udah ngomong, sering susah untuk di “rem”…wkwkwkwk ^_^), mba Yun bilang “yaaa seperti orang yang kecopetan de, kalo ada barang kita yang tiba-tiba di ambil orang lain…mungkin kita bisa saja berteriak “ada copetttt….” Tapi ketika kita sudah berteriak dan barang kita tak juga kembali, lantas kita bisa berbuat apa selain mengikhlaskan…Apa siy yang ga bisa Allah ambil dari kita???Toh kita memang ga punya apa2…” Begitu kurang lebih percakapanku dengan mba Yun (untuk mba Yun, wah aku ga terlalu ingat kita udah ngomong apa aja ya mba, yang aku tulis di sini cuman intinya aja…hehehe…)

MasyaAllah…Lagi-lagi hatiku bergetar setelah mendengar mba Yun bicara…Getaran yang sama, hal yang sama seperti yang aku rasa semalam setelah baca status akhy havabe…

Sesaat setelah aku menyudahi obrolanku dengan mba Yun, lantas iseng saja aku buka folder message di HPku…entah kenapa, ada satu pesan yang tiba-tiba sudah terbuka, dan aku baca “Setiap detik yang kita lewati, berbeda tingkat kesulitan perjuangannya..Maka sangat mungkin dalam setiap detik itu, niat kita dalam beramal mulai tidak benar dan bersih lagi..Berdoalah, semoga Allah menambah kekuatan di tiap ujianNya yang selalu berulang…Semangat!!” begitu isi pesannya…

Pesan ini sudah lama di kirimkan oleh sahabatku, Langit Rindu…Dan memang masih aku simpan…Lagi-lagi aku harus terkejut setelah membaca pesan ini…Dua hari ini aku lalui dengan begitu banyak kejutan…Untung aku ga sakit jantung, klo iya…wah gaswat urusannya….hehehe ^_^

Ya Rabb, kini aku sadar…Aku sadar mengapa aku merasa ada yang kurang benar dengan pesan yang aku kirim pada Fulan, aku pun sadar mengapa aku merasa ada yang kurang benar dengan tulisanku “Wahai Sang Pecinta Kata”… Meski logika ku mengatakan tulisan ini bagus (karena aku hanya menuntut hakku)…Meski tulisan itu menggunakan analogi yang santun, namun hati kecilku bilang bahwa ada yang kurang benar…dan aku tersadar bahwa tulisan itu juga penuh keangkuhan…

Yaa kurang benar karena penuh keangkuhan…Aku buat hanya karena aku ingin dihargai di mata manusia…Hanya karena ingin di puji oleh manusia…Astaghfirullah…Maafkan aku ya Allah…Aku terlupa…Aku khilaf…

Aku gundah…Aku resah… Terus aku renungi semuanya… Hingga aku dapat jawabannya…Yaa itu semua karena aku belum ikhlas…Belum benar-benar berbuat untukNya…Irhamna ya Rabb… *_*

Aku merenung, mencoba mengingat semua kejadian ini dari awal…Lalu aku pun coba mengingat kembali satu per satu peristiwa ini…Ada beberapa hal yang di luar nalarku, namun sungguh disinilah Allah menunjukkan kebesaranNya :

pertama, konflikku dengan Fulan, secara tidak sengaja aku temui Fulan yang mengakui tulisanku sebagai tulisannya…Jika aku fikir lebih dalam lagi, dunia maya ini luas, tapi mengapa tiba-tiba aku bisa bertemu Fulan???Apa yang tidak bisa jika Allah berkehendak…Subhanallah…

kedua, respon kakakku yang bilang “ade, memang begitu jika mempublikasikan tulisan di dunia maya, itu sudah resiko…Masih mending orang itu mau CoPas tulisan2 yang bermanfaat…Coba kalo dia CoPas tulisan yang ga bener…Malah lebih ga baek kan…” kalimat yang sempat aku benarkan dalam hati dan mulai membuat aku gundah…


ketiga, meskipun aku sudah meluapkan perasaanku lewat tulisan “Wahai Sang Pecinta Kata”, tetap saja aku merasa belum tenang, masih gundah…Hal yang tidak seperti biasanya, dimana aku selalu damai setelah curhat lewat tulisan…Hal ini yang sempat aku rasa…Dan ternyata dengan rasa gundah itu, Allah ingin aku membaca lagi apa yang sudah aku tulis, hingga aku temui jawabannya…

keempat, mengapa diantara ribuan teman2ku di FB, tiba-tiba aku membaca status akhy havabe???peluang yang sangat kecil aku bisa membaca statusnya diantara ribuan teman2ku yang rajin mengupdate status mereka, yaaa kecuali memang aku sengajakan untuk membuka wall FBnya…Tapi malam itu aku tidak sengaja membaca statusnya…Allah yang menjadikan aku membaca status itu, menyukai status itu, hingga aku membaca pesan akhy havabe “Jika ada suatu kebaikan maka cukuplah tersampaikan dan kembali kepada Yang Maha memberi kebaikan. Alhamdulillahirabbilalamin”

kelima, percakapanku dengan mba Yun di telepon… “yaaa seperti orang yang kecopetan de, kalo ada barang kita yang tiba-tiba di ambil orang lain…mungkin kita bisa saja berteriak “ada copetttt….” Tapi ketika kita sudah berteriak dan barang kita tak juga kembali, lantas kita bisa berbuat apa selain mengikhlaskan…Apa siy yang ga bisa Allah ambil dari kita???Toh kita memang ga punya apa2…” Aku jadi teringat kata2 yang aku rangkai dalam tulisan “Wahai Sang Pecinta Kata”…Di tulisan itu aku menyebut seorang penulis sebagai sang pecinta kata, dan ku ibaratkan sang pecinta kata sebagai bunda…tulisan hasil karya seorang penulis ku ibaratkan sebagai “anak-anak kata” yang lahir dari rahim imaji penulis, lahir dari rahim imaji bunda…Lantas adakah seorang bunda di dunia ini, yang bisa mencegah ketika anaknya ingin di ambil oleh Allah???Karena memang tak ada yang aku punya di dunia ini…MasyaAllah…Maafkan semua khilafku…Irhamna Ya Rabb *_*

keenam, mengapa tiba2 pesan dari Langit Rindu yang terbaca??? ”Setiap detik yang kita lewati, berbeda tingkat kesulitan perjuangannya..Maka sangat mungkin dalam setiap detik itu, niat kita dalam beramal mulai tidak benar dan bersih lagi..Berdoalah, semoga Allah menambah kekuatan di tiap ujianNya yang selalu berulang…Semangat!!” Mengapa pesan itu yang terbaca padahal banyak pesan yang tersimpan di folder yang sama…Lagi-lagi Allah yang menjadikan aku membaca pesan itu…

Yaa inilah skenario Allah…Ini semua bukan kebetulan, namun sudah Allah tetapkan sebagai perjalanan yang harus aku lalui…Perjalanan yang aku lalui dengan langkah yang tertatih hingga aku mampu untuk memaknai arti sebuah kata “ikhlas”…Alhamdulillah aku bisa memaknai arti kata “ikhlas” meski aku membacanya dengan mengeja dan sangat terbata…

Dan aku berfikir bahwa aku harus berhenti sejenak, merenung, dan memaknai semuanya lebih dalam…Maka jadilah satu lagi tulisanku, yang judulnya “Berhenti SejenaK” (yang belum sempat baca, silahkan baca…wah promosi lagi niy…hehehe)

Kota Tepian, 2 Februari 2010

Aku teringat firman Allah “Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan, “kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi?” (QS. Al-‘Ankabut : 2)

Semua kejadian ini berawal dari tulisanku “Karena Allah, Aku Kuat”…Ternyata Allah benar-benar mengujiku, Allah menguji seberapa besar kekuatan imanku, dan apakah kata-kata yang terangkai dalam semua tulisanku sudah benar-benar aku buktikan dengan perbuatanku…MasyaAllah…Irhamna Ya Rabb…

Aku bangun di sepertiga malam…Aku berkhalwat dengan Kekasihku…Aku benar-benar rindu padaNya…Hanya padaNya ku labuhkan semua harap…Usai sholat, aku berdoa :

“Ya Allah, Saat imanku lunglai untuk berkata-kata..Munajatku mulai hilang air matanya..Dengan penuh susah payah..Ku gagahi jua langkah lemah ini..Mungkin niatku belum cukup bulat karenaMu..Mungkin hatiku masih bercabang dalam beramal karenaMu..Ya Allah, luruskanlah, ampunilah, dan ridhailah..Suburkan cintaku padaMu..Karuniakan kepadaku..., sekeping hati yang kuat..Agar ia terus hidup dengan cahayaMu...Selamanya...” Kali ini airmataku menyatu dengan airmata langit…Yaa hujan turun di luar sana…Waktu yang mustajab untuk berdoa…Ya Rabb, Kabulkan doaku… Amin…

Begitulah…Menjelang pagi, sesaat setelah aku bermunajat padaNya…Tenang rasa hatiku…Hanyut semua kegelisahanku…Aku kembali teringat firman Allah "Dia-lah yang telah menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang mukmin supaya keimanan mereka bertambah di samping keimanan mereka (yang telah ada)…..” (QS. Al-Fath : 4)
Subhanallah… Ya Allah, terima kasih untuk karunia Iman yang masih Kau izinkan bersemi di kebun hatiku… Alhamdulillah…

Aku songsong pagi yang indah…Indah karena begitu aku keluar rumah, ku lihat hujan yang menyapaku…Sejuk…Sejuk sekali…Sesejuk hatiku kini…

Menjelang siang, aku janji bertemu mba Yun… Menghabiskan waktu bersama dari siang hingga petang menjelang…Sungguh ini hari yang indah… ^_^

Sahabat, aku uraikan kisah ini untuk kita semua… Seperti kata-kata yang pernah aku baca “Sesungguhnya hati akan bosan sebagaimana tubuh akan lelah. Maka hiburlah dia dengan hiburan yang mengandung hikmah… “ Yaa semoga kisah nyata ini bisa menghibur hati kita dengan semua hikmahnya yang berserak…Amin…

Kejadian ini berawal dari tulisan “Karena Allah, Aku Kuat” dan juga berakhir dengan kesimpulan yang sama “Karena Allah, Aku Kuat”…

Dan aku ingin tulis sebuah untaian kata yang benar-benar indah menurutku…Untaian kata dari sahabatku, ukhty Ayu “Semoga setiap kata yg terangkai indah, menjadi goresan bermakna untuk semua…Penyejuk jiwa, pengingat diri akan RabbNya…Kadang "Kata" menjadi ujian bagi perangkai kata...Renungkanlah…Bagaimana agar kata yang terangkai menjadi bermakna agar kata tak sekedar kata…Bagaimana agar kata tak lantas membuat jiwa terlena pada pujian manusia, hingga terlupa dengan Sang pemilik kata Yang Maha Kaya…Yah, begitulah kadang bait2 kata yang tertulis menjadi ujian keikhlasan kita…Semoga kita semua pecinta kata mampu memaknai setiap bait-bait kata yg tertulis agar kata tak sekedar goresan tanpa makna, karena ruh kata ada pada Sang pemilik kata.”

Ya Rabb, jadikan setiap kata yang selama ini sudah aku rangkai, menjadi bermakna di hati mereka yang membacanya…Jadikan setiap kata itu mempunyai ruh yang menggetarkan jiwa-jiwa yang membacanya, menjadi pengingat hati akan kebesaranMu…Ya Rabb, maafkan khilafku…Aku terlalu kerdil jika harus berhadapan denganMu…Irhamna Ya Rabb *_*

Begitu banyak rangkaian peristiwa yang aku alami pekan ini... Subhanallah, sungguh indah skenario cintaMu untukku…Ya Rabb, masih terbata aku mengeja skenario cintaMu...Meski begitu aku tak kan berhenti belajar... Hingga aku bisa menjadi aktris terbaik di mataMu...Hingga saat itu tiba aku bisa bertemu denganMu, Sang Sutradara Kehidupan...Aku mencintaiMu selalu... ~sahira~ ^_^

NB :
@Tiny Bear : ini tulisan yang mba janjikan de, Alhamdulillah…Akhirnya selesai juga ^_^

@Fulan : Aku sudah mengikhlaskan semuanya…Semoga ini pertama dan terakhir kalinya kejadian ini terjadi padamu dan tak perlu berulang…Maaf untuk khilafku ^_^

@Kakak : Syukron ya kak….Thanks for everything… ^_^

@Akhy havabe : afwan, nama vabe aku cantumkan disini…dan belum izin pula…sebenarnya pengen izin tapi bingung jelasinnya, dan panjang banget jika harus aku ceritakan bagaimana kronologisnya…liat aja tulisan ini aja udah panjang…semoga di maafkan, khilaf yang aku sengaja ini…hehehe ^_^

@Mba Yun : Terima kasih sudah mau melanglang buana bersamaku…Menghabiskan waktu bersama dari siang hingga petang menjelang…Sungguh hari yang indah…dan untuk Brother Kiki, terima kasih sudah mengizinkan aku “menculik” istri tercintamu seharian…wkwkwkwk ^_^

@Langit Rindu : syukron untuk sms2 taujih yang selalu anty kirim untukku…titip salam untuk eka dan tati ya…kangen chating bareng kalian semua ^_^

@ukhty Ayu : Jazakillah ya ukhty…Terima kasih sudah mau mengingatkanku…Aku mencintaimu karenaNya ^_^

@semua yang sempat bertanya : Semoga tulisan ini menjawab semua pertanyaan kalian...Mengapa aku tulis note "Wahai Sang Pecinta Kata" dan note "Berhenti Sejenak" ^_^

Read More......

Jumat, 05 Februari 2010

Aku Mencintaimu KarenaNya


Samarinda, 3 Februari 2010

Ba’da Isya…Aku sedang asyik di depan laptopku, menjelajahi dunia maya…Tak lama tiba-tiba HPku bernyanyi “kata-kata cinta terucap indah, mengalir berdzikir di kidung doaku…………….” Yaa memang lagu muhasabah cinta edcoustic yang jadi ringtone HPku…Belum selesai HPku bernyanyi, lantas aku sergap saja dia dan segera memencet tombol-tombolnya…Tak bermaksud agar ia cepat berhenti bernyanyi, tapi hanya ingin segera membaca sms yang masuk…

One new message received, tulisan itu yang terpampang di layar HPku…Ku baca pesan, wah ternyata dari seorang adikku, “Assalamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh..mba, gmanaa kabarnya?lama ga lihat mba...ibu shat2 aja kan mb?kangen juga sama ibunya mba….Fulanah” (hmmm sengaja namanya aku samarkan disini, khawatir ntar dia terkenal, hehehe ^_^) Begitu pesan singkat yang ia kirim untukku...Memang sudah lama aku tak bertemu dengannya, sudah hampir 3 bulan mungkin…

Cukup lama menurutku, karena biasanya aku selalu menyempatkan diri untuk bertemu dengannya dan adik-adikku yang lain, yaa minimal satu pekan sekali…Alhamdulillah jika bisa lebih…

Aku balas pesannya “Wa’alaikumussalam Warahmatullah Wabarakatuh…Alhamdulillah mba baek ade sayang…Alhamdulillah, ternyata masih ada yang ingat mba ^_^…Alhamdulillah mama sehat…Salam rindu untukmu juga ade…Dimanapun kau berada, baik-baik ya ade ^_^”…

Aku merenung sejenak…Ku baca lagi is isms yang tadi ia kirim untukku…Aku tersadar bahwa ada khilaf yang sudah aku lakukan…Hanya karena sekarang ada yang menggantikan “posisi”ku, maka aku jadi jarang mengagendakan untuk bersua dengannya…Astaghfirullah, aku khilaf ya Allah…Hanya karena ada orang lain yang menggantikan “posisiku” untuk membimbing mereka…Aku jadi jarang silaturahim dengan mereka…Bukankah silaturahim yang sebenarnya adalah saat kita sedang tak punya perlu apa-apa dengan orang lain? Irhamna Ya Rabb… *_*

Dan selanjutnya aku kutipkan rangkaian smsku dengannya,

Aku : “^_^ ^_^ Tak banyak ukhuwah yang mba ajarkan pada kalian…Tak sempurna cinta yang mba berikan untuk kalian…Tak tinggi itsar mba dengan kalian…Tapi jujur mba tak mau menyakiti hati kalian semua.. ^_^ ^_^ maaf ya ade jika mba terkesan nyuekin kalian….Hmm….Sungguh tak ada niat begitu.. ^_^ Meski raga tak lagi bersua namun hati telah Allah pertautkan…Ya Rabb, terima kasih untuk anugerah ukhuwah yang indah ini.. ^_^”

Fulanah : “Ya mba, kami ngerti kok..Allah selalu punya skenario indah untuk kita kan..walaupun ga banyak yang mba ajarkan, tapi kami banyak belajar dari yang ga banyak itu….hehe…kok jadi melankolis gini…Salam buat ibu ya mba.”

Aku : “Assalamu’alaikum…Adikku, Allah mengaruniakan kita ruang-ruang hati untuk saling mencintai karenaNya…Maka isilah ruang-ruang itu untuk mencintai saudara-saudara perjuanganmu…Sms ini mba kirim, sekedar ingin bertanya “masih adakah ruang kosong untuk tempat cintaku?” hmm jika sudah tak ada karena ada orang lain yang menggantikan, setidaknya mba masih dapat sebuah senyuman manis darimu…Rindu ini memenuhi jiwa…Rindu ini untukmu…Rindu yang tak habis-habis.. ^_^”

Smsku yang terakhir, aku forward juga untuk saudari-saudariku yang lain…Entah kenapa tiba-tiba wajah-wajah mereka hadir dalam bayang-bayang fikirku…Tiba-tiba aku rindu, rindu sekali…

Teringat semua memori indah bersama mereka…Saat kita bersama belajar untuk menjadi baik… Saat kita bersama mengejar amalan orang-orang baik…Saat kita bersama belajar mengajarkan orang lain untuk menjadi baik…Dan saat ini aku merasakan betapa kebersamaan itu mahal harganya…

Tak lama satu per satu, saudari-saudariku membalas pesan yang aku kirim pada mereka…Yaaaa tidak semua aku tuliskan di sini, hanya beberapa saja…Ini beberapa pesan balasan yang masuk ke inbox sms ku :

“mba, sedih banget sih smsnya…Aku juga kangen sama mba…” pesan dari 08524731****

“jikapun hati ini harus berpindah, tak akan pernah hilang ruang cinta untuk mba ku…I miss u mba… ^_^” pesan dari 08525177****

“Wa’alaikumussalam Warahamtullah Wabarakatuh…Ruang kosong di hati ana selalu ada kok untuk mba ku sayang….” pesan dari 08525076****

“Wa’alaikumussalam Warahamtullah Wabarakatuh…Semoga Allah senantiasa melapangkan ruang cinta di hati kita…dan juga untukmu…saling mendoakan agar Allah menambahkan kelapangan itu menjadi keridhaan…Love u ;-)” pesan dari 08134749****

“Wa’alaikumussalam Warahamtullah Wabarakatuh…selalu ada ruang di hati ini untuk cinta pada saudariku….Dan tidak akan pernah ada yang menggantikannya…Karena kau saudari teristimewaku, yang tak pernah terlupa sampai nanti…sampai mata ini terpejam untuk selamanya ” pesan dari 08525029****

“sahabat itu punya ruang tersendiri di hati, sebaik apapun yang datang silih berganti, tak kan menghapus yang sudah member warna terlebih dahulu, sahabat itu terbayang di sela-sela doa kita meski tak selalu bertemu dan berkomunikasi, tapi hati akan bergetar, otak seakan berputar jika mendengar nama sahabat kita…Miss u too coz Allah…” pesan dari 08125444****

“ruang di hati ini telah terpetakan saat pertama kali aku mengenalmu, ruang hati ini tak mampu menghapus nama tiap-tiap penghuni yang telah mendiaminya, hingga jasadku berpisah dengan nyawa sekalipun…Cintaku yang ku beri untukmu, akan abadi di sana, hanya kamu untuk selamanya…Senyum termanis ku pun selalu tersedia untukmu, masih sama seperti dulu, saat hari-hari indah penuh cinta yang telah kita rajut bersama…Hari ini aku ingin kembali ungkapkan perasaaanku…Aku mencintaimu…Aku pun merindukanmu…Kau adalah saudariku, hari ini, esok, lusa, dan seterusnya…” pesan dari 08525060****

Bergetar hatiku membaca setiap pesan yang mereka kirimkan untukku…Sungguh Allah telah mengaruniakan nikmat yang tak terkira, dan aku bersyukur berada di tengah orang-orang yang mencintaiku karenaNya…

Ukhty, sungguh perpisahan ini tidak pernah indah untuk kurasa…
Sungguh jika aku bisa memilih, aku ingin kita selalu bersama…

Ukhty, kini kita terpisah jarak dan waktu
Ingatlah tekad yang pernah kita azzamkan di dada
Ingatlah da'wah dimanapun kita berada...
Doaku selalu yang terbaik untukmu saudariku...

Ukhty, walau sekarang tangan kita tak lagi berjabat…
Aku yakin ukhuwah kita erat…
Semoga Allah mengijinkan kita bertemu lagi suatu saat…

Dan aku hanya ingin bilang bahwa “Aku mencintaimu karenaNya”
~sahira~

NB : untuk fulanah, saat aku menulis tulisan ini…aku dapat kabar bahwa ia kecelakaan saat perjalanan pulang ke kampung halamannya…Bis yang ia tumpangi terbalik…Alhamdulillah ia tak terluka parah, walau tetap mesti rawat inap di rumah sakit…untukmu adikku, mba titipkan doa agar kau cepat sembuh…Amin Ya Rabb…

Read More......

Terima Kasih Bijaksana


Setiap orang punya fase-fase yang harus ia lewati dalam proses kehidupannya...
Fase-fase itu berbeda antara satu orang dengan orang yang lainnya...

Fase-fase itu harus dilewati hingga seseorang mampu menjadikan diri sebagai dirinya sendiri...
Diri yang berbeda dengan orang lain...

Karena itulah Allah menciptakan setiap anak manusia dengan segala keunikannya...
Semua itu Allah lakukan agar kita mampu saling melengkapi...

Termasuk aku yang mengalami beberapa fase dalam proses hidup...
Hingga kita bertemu di satu titik, dimana tidak ada keangkuhan...
Yang ada hanya berusaha menebar kebaikan dan kasih sayang walau bagaimanapun keadaan kita...

Terima kasih sahabat...
Terima kasih saudara-saudari perjuanganku...
Terima kasih sudah mau mengajariku arti kata "tulus" dan "bijaksana"

Samarinda, 4 Februari 2010
When I trying to be authentically me

~sahira~

Read More......

Senin, 01 Februari 2010

Berhenti Sejenak


Aku ingin berhenti sejenak…
Saat semua puji itu terlampau…
Hati ini galau…
Jiwa terlena…
Lupa bahwa diri ini sebenarnya hina…


Aku ingin berhenti sejenak…
Saat kata yang terangkai dalam tulisan…
Membuat cinta untukMu terburai berhamburan…

Aku ingin berhenti sejenak…
Saat perbuatan mulai tak tulus…
Saat nurani mulai tak lurus…

Aku ingin berhenti sejenak…
Merenung dalam diam ...
Hanya ingin jujur dengan semua rasa yang terpendam…

Aku ingin berhenti sejenak…
Ingin membaca dan lebih memaknai lagi semua yang sudah aku tuliskan...
Ingin melihat semua yang sudah aku lakukan...

Aku ingin berhenti sejenak…
Saat semua puji itu salah alamat…
Ia mulai mengikis niat…

Aku ingin berhenti sejenak…
Tak pungkiri makin lama, aku merasa makin tak mengenali diri...
Aku tak ingin bertemu denganMu dalam keadaan yang seperti ini…

Aku ingin berhenti sejenak…
Meluruskan niat…
Memberi diri ini nasihat…
Agar aku bisa mengukir jejak indah, perjalananku ke ahirat…

Ya Allah…
Aku datang dengan sekeping hati…
Sekeping hati yang menjerit…
Sekeping hati yang sakit…

Ya Allah…
Karena tak bersihnya niat…
Aku menjadi hambaMu yang selalu punya cacat…
Yaa aku selalu berpotensi untuk cacat karena aku bukan malaikat…
Meski aku bukan malaikat, aku hamba yang berusaha untuk selalu taat…

Ya Allah…
Karena tak ada kata terlambat untuk bertaubat…
Aku ingin berhenti sejenak…
Meluruskan niat untuk taat…

Ya Allah…
Ampuni dosaku...
Maaf untuk khilafku…

Jerit hati, 1 Februari 2010
~sahira~

Read More......