Selasa, 06 April 2010

Ƹ̵̡Ӝ̵̨̄Ʒ ♥ Cinta Tanpa Definisi ♥Ƹ̵̡Ӝ̵̨̄Ʒ


Seperti angin membadai. Kau tak melihatnya. Kau merasakannya. Merasakan kerjanya saat ia memindahkan gunung pasir di tengah gurun. Atau merangsang amuk gelombang di laut lepas. Atau meluluhlantakkan bangunan-bangunan angkuh di pusat kota metropolitan. Begitulah Cinta...
Ia ditakdirkan jadi kata tanpa benda.
Tak terlihat. Hanya terasa.
Tapi Dahsyat...

Seperti banjir yang menderas. Kau tak kuasa mencegahnya. Kau hanya bisa ternganga ketika ia meluapi sungai-sungai, menjamah seluruh permukaan bumi, menyeret semua benda angkuh yang bertahan di hadapannya. Dalam sekejab ia menguasai bumi dan merengkuhnya dalam kelembutannya. Setelah itu ia kembali tenang: seperti seekor harimau kenyang yang terlelap tenang. Demikian Cinta...
Ia ditakdirkan menjadi makna paling santun yang menyimpan kekuasaan besar.

Seperti api menyala-nyala. kau tak kuat melawannya. Kau hanya bisa menari di sekitarnya saat ia mengunggun. Atau berteduh saat matahari membakar kulit bumi. Atau meraung saat lidahnya melahap rumah-rumah, kota-kota, hutan-hutan. Dan seketika semua menjadi abu. Semua menjadi tiada.
Seperti itulah Cinta...
Ia ditakdirkan menjadi kekuatan angkara murka yang mengawal dan melindungi kebaikan.

Cinta adalah kata tanpa benda, namun untuk beragam perasaan, muara bagi ribuan makna, wakil dari sebuah kekuatan tak terkira. Ia jelas, sejelas matahari. Mungkin sebab itu Eric Fromm -dalam The Art of Loving- tidak tertarik atau tidak sanggup mendefinisikannya. Atau...memang cinta sendiri tak perlu definisi bagi dirinya.

Tapi juga terlalu rumit untuk disederhanakan. Tidak ada definisi memang. Dalam agama, atau falsafah, atau sastra, atau psikologi. tapi inilah obrolan manusia sepanjang masa. Inilah legenda yang tak pernah selesai. Maka abadilah Rabiah Al-Adawiyah, Rumi, Iqbal, Tagore atau Gibran karena puisi atau prosa cinta mereka. Abadilah legenda Romeo dan Juliet, Laela Majnun, Siti Nurbaya atau Cinderella. Abadilah Taj Mahal karena kisah cinta di balik kemegahannya.

Cinta adalah lukisan abadi dalam kanvas kesadaran manusia. Lukisan. Bukan definisi. Ia disentuh sebagai sebuah situasi manusiawi, dengan detil-detil nuansa yang begitu rumit. Tapi dengan pengaruh yang terlalu dahsyat. Cinta merajut semua emosi manusia dalam dalam berbagai peristiwa kehidupannya menjadi sublim: begitu agung tapi juga terlalu rumit.

Perang berubah menjadi panorama kemanusiaan begitu cinta menyentuh para pelakunya. Revolusi tidak dikenang karena geloranya, tapi karena cinta yang melahirkannya. Kekuasaan tampak lembut saat cinta memasuki wilayah-wilayahnya. Bahkan penderitaan akibat kekecewaan kadang terasa manis karena cinta yang melatarinya: seperti Gibran yang kadang terasa menikmati "Sayap Sayap Patahnya"

Kerumitan terletak pada antagoni-antagoninya. tapi disitu pula daya tariknya tersembunyi. Kerumitan terbesar pada detil-detil nuansa emosinya, berpadu atau berbeda. Tapi pesonanya menyebar pada kerja dan pengaruhnya yang teramat dahsyat dalam kehidupan manusia.

Seperti ketika kita menyaksikan gemuruh badai, luapan banjir atau nyala api, seperti itulah cinta bekerja dalam kehidupan kita. Semua sifat dan cara kerja udara, api dan air juga terdapat dalam sifat dan cara kerja cinta. Kuat...Dahsyat...Lembut...Tak terlihat...
Penuh haru biru...Padat makna...Sarat Gairah...
dan Antagonis...

Barang kali kita tidak perlu definisi. Toh kita juga tidak butuh penjelasan untuk dapat merasakan terik matahari. Kita hanya perlu tahu cara kerjanya. Cara kerjanya itulah definisinya...
karena kemudian semua keajaiban terjawab di sana...

Anis Matta dalam bukunya Serial Cinta



·٠•●♥•.¸Ƹ̵̡Ӝ̵̨̄Ʒ ¸.•♥●•٠·٠•●♥•.¸Ƹ̵̡Ӝ̵̨̄Ʒ ¸.•♥●•٠·٠•●♥•.¸Ƹ̵̡Ӝ̵̨̄Ʒ ¸.•♥●•٠·٠•●♥•.¸

Cintaaa...
Tak pernah habis kata untuk mengurai cinta...
Barisan harapan selalu berdiri tegap di depan cinta...
Meski derita, meski berairmata, tetap saja tak menjadikan sang pecinta lelah untuk berkata-kata...
Yaaa kata-kata cinta terurai hanya untuk tasbih semata...
Ku tulis untukmu sang pejuang kata cinta...
Salam cinta dalam kata
·٠•●♥•.¸sahira¸.•♥●•٠

Tidak ada komentar:

Posting Komentar